Bisnis
Kamis, 30 November 2023 - 06:00 WIB

Sentil Bank Agar Pacu Kredit, Jokowi: Jangan Kebanyakan Taruh di SBN dan SBI

Fahmi Ahmad Burhan  /  Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kredit. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan perbankan agar memacu kredit, terutama ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), alih-alih mempertebal portofolio di instrumen seperti surat berharga negara (SBN) atau sertifikat Bank Indonesia (SBI).

“Saya ajak perbankan. Memang harus prudent, hati-hati. Tapi tolong lebih didorong lagi kreditnya, terutama bagi UMKM. Jangan semuanya ramai-ramai membeli ke BI atau SBN,” ujarnya dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 pada Rabu (29/11/2023).

Advertisement

Jokowi mengatakan bank memang diperbolehkan untuk membeli SBN dan SBI sebagai portofolio serta menjaga likuiditasnya. Namun, bank lebih baik mendorong sektor riil dengan memacu penyaluran kreditnya.

“Terlalu banyak dibeli SBN dan SBI. Jadi ke sektor riil berkurang,” ujar Jokowi. Ia juga mengatakan berdasarkan ungkapan para pelaku usaha, peredaran uang saat ini dinilai kering. Dari sisi fiskal, realisasi belanja pemerintah daerah dan pusat pun masih belum optimal.

Advertisement

“Terlalu banyak dibeli SBN dan SBI. Jadi ke sektor riil berkurang,” ujar Jokowi. Ia juga mengatakan berdasarkan ungkapan para pelaku usaha, peredaran uang saat ini dinilai kering. Dari sisi fiskal, realisasi belanja pemerintah daerah dan pusat pun masih belum optimal.

Presiden Jokowi juga mengaku gemas lantaran realisasi anggaran pada APBN 2023 dinilai masih belum maksimal, mengingat pergantian tahun akan terjadi dalam kurun sebulan saja.

Dia menjabarkan bahwa di tingkat pemerintah daerah (pemda) realisasi anggaran baru mencapai 64%. Sedangkan, di tingkat pemerintah pusat juga masih berada di angka 74%.

Advertisement

“Realisasikan secepat-cepatnya. Saya minta informasi ke Mendagri berapa realisasi sampe saat ini. Baru 64% di daerah dan pusat 74%. Ini tinggal 3 minggu, tetapi masih 64% dan 74% realisasinya. Artinya, ada 3 minggu ini akan keluar uang bertriliun-triliun. Namun, ini kita ulang terus tiap tahun,” ujarnya dalam forum tersebut.

Oleh sebab itu, orang nomor satu di Indonesia itu pun meminta agar setiap daerah dapat menyiapkan antisipasi ketidakpastian melalui automatic adjustment. Dia berharap dengan upaya tersebut penyesuaian anggarannya dapat lincah, yakni begitu ada perubahan, maka dengan segera langsung bisa menangkap penyesuaian yang baik untuk dilakukan.

“Karena ketidakpastian sekarang ini betul-betul mengintai kita setiap hari minggu, setiap bulan. Orientasinya adalah hasil. Fokusnya APBN hasil dan yang paling penting juga bermanfaat maskimal bagi rakyat,” tandas Jokowi.

Advertisement

Untuk diketahui, Kepala Negara menyiapkan dana Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3.325,1 triliun pada 2024 untuk digunakan oleh Kementerian/Lembaga (K/L) serta pemerintah daerah (Pemda).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian keuangan, portofolio bank di SBN per akhir Oktober 2023 mencapai Rp1.610,94 triliun.

Bank memiliki porsi kepemilikan di SBN sebesar 29,18% dari keseluruhan nilai SBN per 31 Oktober 2023.

Advertisement

Mengacu laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), kredit yang disalurkan oleh perbankan mencapai Rp6.863 triliun pada Oktober 2023, tumbuh positif 8,7% secara tahunan (year on year/yoy).

BI menargetkan penyaluran kredit pada keseluruhan 2023 mencapai target 9%-11%. Sementara, dalam acara PTBI 2023, BI memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2024 akan moncer di tengah tahun politik atau Pemilu.

“Pertumbuhan kredit 10-12% pada 2024,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif