SOLOPOS.COM - Ilustrasi kredit. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan perbankan agar memacu kredit, terutama ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), alih-alih mempertebal portofolio di instrumen seperti surat berharga negara (SBN) atau sertifikat Bank Indonesia (SBI).

“Saya ajak perbankan. Memang harus prudent, hati-hati. Tapi tolong lebih didorong lagi kreditnya, terutama bagi UMKM. Jangan semuanya ramai-ramai membeli ke BI atau SBN,” ujarnya dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 pada Rabu (29/11/2023).

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Jokowi mengatakan bank memang diperbolehkan untuk membeli SBN dan SBI sebagai portofolio serta menjaga likuiditasnya. Namun, bank lebih baik mendorong sektor riil dengan memacu penyaluran kreditnya.

“Terlalu banyak dibeli SBN dan SBI. Jadi ke sektor riil berkurang,” ujar Jokowi. Ia juga mengatakan berdasarkan ungkapan para pelaku usaha, peredaran uang saat ini dinilai kering. Dari sisi fiskal, realisasi belanja pemerintah daerah dan pusat pun masih belum optimal.

Presiden Jokowi juga mengaku gemas lantaran realisasi anggaran pada APBN 2023 dinilai masih belum maksimal, mengingat pergantian tahun akan terjadi dalam kurun sebulan saja.

Dia menjabarkan bahwa di tingkat pemerintah daerah (pemda) realisasi anggaran baru mencapai 64%. Sedangkan, di tingkat pemerintah pusat juga masih berada di angka 74%.

Hal ini dia sampaikan Jokowi saat menyerahkan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) dan Buku Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2024 ke Kepala Daerah di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/11/2023).

“Realisasikan secepat-cepatnya. Saya minta informasi ke Mendagri berapa realisasi sampe saat ini. Baru 64% di daerah dan pusat 74%. Ini tinggal 3 minggu, tetapi masih 64% dan 74% realisasinya. Artinya, ada 3 minggu ini akan keluar uang bertriliun-triliun. Namun, ini kita ulang terus tiap tahun,” ujarnya dalam forum tersebut.

Oleh sebab itu, orang nomor satu di Indonesia itu pun meminta agar setiap daerah dapat menyiapkan antisipasi ketidakpastian melalui automatic adjustment. Dia berharap dengan upaya tersebut penyesuaian anggarannya dapat lincah, yakni begitu ada perubahan, maka dengan segera langsung bisa menangkap penyesuaian yang baik untuk dilakukan.

“Karena ketidakpastian sekarang ini betul-betul mengintai kita setiap hari minggu, setiap bulan. Orientasinya adalah hasil. Fokusnya APBN hasil dan yang paling penting juga bermanfaat maskimal bagi rakyat,” tandas Jokowi.

Untuk diketahui, Kepala Negara menyiapkan dana Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3.325,1 triliun pada 2024 untuk digunakan oleh Kementerian/Lembaga (K/L) serta pemerintah daerah (Pemda).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian keuangan, portofolio bank di SBN per akhir Oktober 2023 mencapai Rp1.610,94 triliun.

Bank memiliki porsi kepemilikan di SBN sebesar 29,18% dari keseluruhan nilai SBN per 31 Oktober 2023.

Mengacu laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), kredit yang disalurkan oleh perbankan mencapai Rp6.863 triliun pada Oktober 2023, tumbuh positif 8,7% secara tahunan (year on year/yoy).

BI menargetkan penyaluran kredit pada keseluruhan 2023 mencapai target 9%-11%. Sementara, dalam acara PTBI 2023, BI memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2024 akan moncer di tengah tahun politik atau Pemilu.

“Pertumbuhan kredit 10-12% pada 2024,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya