SOLOPOS.COM - Ilustrasi tutup. (freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Startup yang bergerak di bidang edukasi, Zenius memutuskan tutup usai 20 tahun beroperasi di Indonesia.

Kabar tutupnya Zenius sempat diunggah oleh akun @ecomurz. Melalui pernyataan resminya Zenius meyampaikan perusahaan memainkan peran penting bagi jutaan siswa dalam membantu mereka masuk ke perguruan tinggi sejak 2004.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Banyak siswa belajar di Zenius untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian termasuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Zenius menawarkan materi pelajaran SD, SMP, SMA, persiapan hadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), hingga upskilling profesional.

Setelah puluhan tahun hadir di Indonesia, Zenius pun memutuskan untuk berhenti sementara akibat tantangan operasional. Industri startup, tak terkecuali edutech, diterpa isu musim dingin teknologi sejak beberapa tahun terakhir yang membuat mereka sulit mendapat pendanaan.

“Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi secara sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkul Indonesia yang cerdas, cerah, dan asik,” tulis dalam keterangan resmi Zenius, dikutip Bisnis, Kamis (4/1/2023).

Manajemen Zenius juga menyadari keputusan tersebut mengecewakan banyak pihak, terutama para pengguna setia. Zenius meminta maaf dan berterima kasih kepada pengguna atas kepercayaan tinggi yang telah diberikan.

“Terima kasih telah menjadi bagian dari Zenius selama 20 tahun terakhir,” tulis Zenius. Sekadar informasi, Sabda PS dan Medy Suharta mendirikan Zenius pada 2004.

Startup ini mengawali kiprahnya sebagai pusat bimbingan belajar offline, sebelum akhirnya pada 2007 berubah nama menjadi Zenius Education. Startup edutech ini sempat mendapat pendanaan dari Northstar Group, modal ventura yang dinahkodai Patrick Walujo, pada 2009 sebesar US$20 juta.

Kemudian 13 tahun berselang, MDI Ventures, modal ventura milik Telkom, kembali menyuntikan pendanaan untuk jumlah yang tak disebutkan. Pendanaan tersebut digunakan untuk mendukung pengembangan lebih lanjut dan perluasan ekosistem pembelajaran Zenius.

Sayangnya, pendanaan yang masuk tersebut tak mampu menyelematkan Zenius. Platform edutech tersebut sempat berusaha untuk bertahan dengan melakukan reorganisasi dan memangkas jumlah karyawan dengan jumlah yang dikabarkan mencapai ratusan pada Agustus 2022. 5 Bulan setelah perampingan tersebut atau pada Januari 2024, Zenius memutuskan berhenti beroperasi.

Sebelumnya, Zenius melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2023 dan dua kali pemangkasan pada 2022. Manajemen Zenius mengatakan pemangkasan ini terjadi karena iklim ekonomi saat ini yang telah menciptakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk bisnis startup di seluruh dunia.

Karena itu, Zenius harus menyelaraskan dan memprioritaskan kembali organisasi untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.

“Untuk mencapai tujuan kami menjadi arus kas yang positif dan memastikan keberlanjutan perusahaan kami, Zenius harus membuat beberapa keputusan sulit yang secara langsung akan mempengaruhi karyawan kami. Semua aspek bisnis sedang dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi, termasuk pengurangan tenaga kerja,” ujar salah seorang pimpinan Zenius kepada Bisnis,Selasa (28/2/2023) seperti dilansir Bisnis.com.

Zenius juga mengatakan berdasarkan Hukum dan Peraturan Indonesia, orang-orang yang menjadi bagian dari pengurangan tenaga kerja akan berhak atas pesangon.

Zenius memahami saat ini adalah masa yang sulit bagi masyarakat yang terkena dampak, sehingga perusahaan akan melanjutkan manfaat asuransi kesehatan mereka hingga 30 Maret 2023 termasuk anggota keluarga mereka.

“Selain itu, Zenius juga memperpanjang layanan konseling kesehatan dengan konsultan pihak ketiga kami hingga 30 Maret 2023,” tutup sumber yang tak ingin disebutkan identitasnya itu.

Adapun pada 2022, Zenius telah melakukan dua pemangkasan. Pada Mei 2022, Zenius mengumumkan terjadi PHK terhadap 25 persen karyawannya atau lebih dari 200 karyawan.

Zenius mengatakan PHK pertama terjadi karena Edutech ini sedang mengalami dampak dari kondisi makro ekonomi yang saat ini terjadi. Karena itu, Zenius merasa perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan. Zenius juga menjelaskan salah satu implikasi dari strategi kunci ini adalah perubahan peran di beberapa fungsi bisnis seiring dengan optimalisasi dan efisiensi proses bisnis yang dijalankan.

Sedangkan pada PHK kedua ini, Zenius mengatakan pihaknya ingin lebih fokus dalam memberikan pengalaman hybrid learning melalui jaringan New Primagama untuk melengkapi bisnis online Zenius. Dengan adanya fokus baru dan penyalaran ini pihak Zenius mengatakan akan mengurangi pengeluaran di beberapa area.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya