SOLOPOS.COM - Sejumlah warga berbuka puasa di Solo Square Solo, akhir pekan lalu. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO-Buka puasa bersama atau bukber menjadi salah satu kebiasaan masyarakat saat Ramadan, lalu berapa alokasi dana yang disiapkan untuk kegiatan itu? Biasanya hal ini dilakukan untuk menjalin silaturahmi dengan teman dan kerabat.

Masyarakat biasanya akan mengeluarkan sejumlah dana ketika mengikuti kegiatan bukber ini. Mayoritas warga menghabiskan dana tak lebih dari Rp100.000 untuk bukber. Hal ini mengacu pada survei Jakpat melakukan terhadap 1.365 responden muslim di Indonesia pada 6-7 April 2023 dilansir dari laman dataindonesia.id, pada Sabtu (23/3/2024).

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Ada beberapa lokasi bukber favoritas mayarakat Indonesia, mayoritas responden menyukai bukber di rumah (52%), disusul restoran dalam ruangan (32%), dan restoran luar ruangan (26%).

Tak jauh berbeda dari survei tersebut, warga Solo juga menyiapkan dana kurang lebih Rp100.000 untuk sekali bukber. Misalnya diungkapkan oleh Pekerja di Solo, Dyah Ayu Putri Maharani, 23, yang memasang bujet maksimal untuk bukber sebesar Rp100.000. Dalam dua pekan Ramadan ini, Dyah mengaku telah mengikuti dua kali bukber.

Dia mengaku mendapat ajakan dari rekan kerja ataupun ajakan teman sebaya. “Ikut bukber karena enggak enak nolaknya, nanti dikira ansos [anti sosial], juga menjaga silaturahmi aja,” terang Dyah kepada Solopos.com, pada Sabtu.

Dia menguraikan untuk acara bukber kantor paling tidak diikuti oleh 30 orang hingga 40 orang, sementara untuk bukber acara personal hanya mengundang 4 orang hingga 5 orang,

Dyah memilih lokasi bukber di restoran dan hotel, selain karena nyaman harga yang ditawarkan cukup variatif. Banyak hotel yang menawarkan paket berbuka di bawah Rp100.000, sehingga menurut dia banyak pilihan tempat.

Senada dengan Dyah, pekerja lainnya, Deva Angger Rakasiwi, 24, mengaku sudah sekali undangan bukber dari kantornya. Total rencana agenda bukber Deva pada Ramadan kali ini mencapai lima kali hingga Lebaran. “Tapi untuk dua agenda bukber lainnya, masih wacana, jadi enggaknya,” kata dia.

Deva mengaku banyak diundang oleh teman-temannya di SMP, SMA, dan kuliah dulu. Dalam sekali bukber biasanya diikuti oleh minimal tiga orang. Terkait tempat bukber favorit, dia mengaku lebih suka mengadakan bukber di rumah. Namun tahun ini, banyak ajakan bukber yang diterima olehnya berada di hotel ataupun resto.

“Tergantung jumlah orang sama bujet per orangnya. Kalau aku pribadi suka di rumah temen atau rumah sendiri. Biasanya rumahku buat kumpul, terus beli takjil di kampung Ramadan biasanya. Tapi tahun ini di hotel sama di resto,” ujarnya.

Menurut Deva, agenda bukber menjadi acar temu kangen dengan teman serta menambah kemeriahan Ramadan. Dia mengaku setiap tahun mengikuti bukber, baginya bukber adalah tradisi saat Ramadan.

Untuk sekali bukber Deva menyiapkan dana maksimal Rp150.000. Akan tetapi untuk dua kali reservasi yang telah dilakukan dia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp208.000.

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono menjelaskan tradisi bukber tidak hanya terjadi di Indonesia. Menurutnya di beberapa negara muslim juga akrab dengan bukber. Namun menurut Drajat saat ini tren bukber di Indoensia telah bergeser.

Dulu bukber diadakan di masjid yang menyediakan takjil, makanan, dan minuman untuk berbuka. Saat ini bukber sering diadakan di hotel.

“Kalau di masjid itu orang lewat boleh mampir dan ikut, itu sudah cukup lama karena tradisi di masjid, bahkan sahur kadang-kadang di masjid. Ini memang satu daya tarik untuk masjid supaya orang mau salat berjamaah,” kata Drajat.

Pergeseran lokasi berbuka menurut Drajat merupakan proses dan berkembang menjadi ke arah simbolik. Kadangkala pilihan tempat berbuka juga berkaitan dengan reputasi untuk membuat orang jadi kagum. Namun ajakan bukber tersebut berniat baik untuk mempererat silaturahmi.

“Tampak pergeseran [bukber] di hotel itu semakin lebih ke arah konsumsi, yang simbolik konsumsi yang lebih dikaitkan sama penilaian orang tentang reputasi itu,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya