SOLOPOS.COM - Ilustrasi resesi. (freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA–Resesi dan inflasi merupakan dua fenomena ekonomi yang beda satu sama lain tapi seringkali memiliki keterkaitan. Sekarang ini, resesi ekonomi dapat terjadi karena tingginya angka inflasi akibat harga sejumlah komoditas energi yang melambung.

Lalu apakah perbedaan resesi dan inflasi? Mengutip laman sikapiuangmu.ojk.go.id, Rabu (21/2/2024), resesi ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Sedangkan inflasi, menurut laman bi.go.id, adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga barang lainnya. Inflasi juga diartikan sebagai penurunan nilai uang (kertas) yang drastis karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) yang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.

Resesi ekonomi dapat membawa dampak bagi perusahaan, pemerintah, dan para pekerja. Berikut uraiannya seperti dilansir bisnis.com:

1. Dampak untuk perusahaan

Bisnis berpotensi bangkrut saat terjadi resesi. Ketika terjadi resesi, daya beli masyarakat menurun dan pendapatan perusahaan akan semakin kecil. Kondisi ini yang akan mengancam kelancaran arus kas. Perang harga lantas menjadi opsi perusahaan agar terhindar dari kebangkrutan. Namun, Langkah ini membuat keuntungan akan menurun dan harus ditambal dengan melakukan efisiensi.

2. Dampak untuk pemerintah

Resesi membuat pendapatan negara dari pajak dan non pajak menjadi lebih rendah. Ini karena penghasilan masyarakat menurun hingga harga properti yang anjlok dan akhirnya memicu rendahnya jumlah PPN ke kas negara. Ketika pendapatan negara sedang merosot, pemerintah tetap dituntut membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya karena jumlah pengangguran yang meningkat. Akibatnya, pinjaman ke bank asing akan meningkat juga.

3. Dampak ke pekerja

Menutup area bisnis yang kurang menguntungkan dan memotong biaya operasional berarti melakukan PHK kepada banyak pekerja. Jika banyak terjadi PHK,berarti pengangguran semakin meningkat. Padahal, mereka dituntut untuk terus memenuhi kebutuhan hidup di tengah resesi ekonomi. Itulah beberapa penjelasan mengenai resesi agar kamu siap menghadapi resesi 2023.

Sementara itu, dampak inflasi biasanya dirasakan oleh masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah. Hal tersebut karena ketika terjadi kenaikan harga barang maka daya beli mereka akan turun. Penurunan daya beli tersebut, menurut Bank Indonesia, akan memberikan efek berkelanjutan sehingga dapat menyebabkan pendapatan dan standar hidup yang menurun.

Dalam jangka panjang, inflasi dapat menyebabkan masyarakat yang miskin akan bertambah miskin. Dampak yang ditimbulkan oleh inflasi adalah pendapatan yang tidak seimbang. Artinya, dalam hal ini ada pihak-pihak yang dirugikan dengan adanya inflasi tetapi ada juga pihak-pihak yang justru diuntungkan dengan adanya inflasi.

Demikian ulasan tentang beda resesi dan inflasi dalam perekonomian beserta dampaknya untuk berbagai pihak.

 

Sebagian artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Apa itu Resesi? Ini Pengertian, Penyebab dan Dampaknya dan Inflasi: Penyebab, Jenis, Dampak, Contoh dan Cara Menghitungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya