SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA–Harga beras terus naik sampai melebihi harga eceran tertinggi (HET) sedangkan pemerintah belum dapat memastikan kapan harga bahan pangan itu bakal turun. Hingga Selasa (20/2/2024), harga beras di Tanah Air terpantau masih tinggi.

Berdasarkan situs resmi Badan Pangan Nasional yang diakses Selasa ini, harga rata-rata beras kualitas bawah I Rp14.300/kg, beras kualitas medium I Rp15.550/kg, beras kualitas super I Rp16.900/kg. Di DKI Jakarta, harga beras kualitas bawah I Rp14.850/kg, beras kualitas medium I Rp16.050/kg, beras kualitas super I Rp19.050/kg.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Sementara itu, di Jawa Tengah, harga beras juga naik menjadi sebagai berikut: beras kualitas bawah I Rp14.300/kg, beras kualitas medium I Rp15.900/kg, beras kualitas super I Rp17.200/kg. Sedangkan di Provinsi Papua, harga kualitas bawah I Rp14.100, beras kualitas medium I Rp15.750/kg, beras kualitas super I Rp17.400/kg.

Padahal menurut Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras HET beras untuk Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium senilai Rp10.900/kg sedangkan beras premium Rp13.900/kg.

Zona 2 meliputi Sumatera selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium sebesar Rp11.500/kg dan beras premium Rp14.400/kg. Adapun zona 3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp14.800/kg.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyerahkan bantuan beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Tangerang Selatan, Banten, Senin (19/2/2024), menyebutkan perubahan iklim dan cuaca memicu terjadinya gagal panen sehingga menjadi penyebab harga beras di seluruh dunia, termasuk Indonesia naik.

“Harga beras di seluruh negara, di dunia itu sekarang naik, tidak hanya di Indonesia saja, di semua negara harganya naik. Kenapa naik? Karena ada yang namanya perubahan iklim, perubahan cuaca sehingga banyak yang gagal panen,” kata Presiden Jokowi , seperti dilansir Antara.

Menurut Presiden Jokowi, konsumsi beras di Indonesia tidak mengalami perubahan, namun produksinya berkurang, sehingga terjadi kekurangan suplai yang berakibat pada kenaikan harga.

Untuk meringankan beban KPM terhadap kenaikan harga beras, pemerintah pun menyalurkan bantuan beras untuk kepada 22 juta KPM, berdasarkan data yang dikelola oleh Kemenko PMK. “Pemerintah kita membantu bantuan beras ini agar meringankan ibu-ibu semuanya karena tadi harganya naik,” kata Presiden.

Bantuan Pangan Beras telah terlaksana sejak awal tahun 2023 dalam 2 tahapan dan kemudian dilanjutkan lagi pada tahun 2024 mulai Januari sampai Juni. Presiden Jokowi menekankan bahwa bantuan akan diperpanjang jika APBN masih memungkinkan.

Harga Masih Bergerak Naik

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas), saat meninjau stok dan harga beras di Pasar Bulu, Kota Semarang, Selasa, mengaku menemukan adanya kenaikan harga beras premium saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia.

Namun demikian, Mendag mengatakan belum bisa memastikan kapan harga beras bakal turun. “Saya keliling ke mana-mana [bersama Presiden]. Di Jakarta, Jawa Tengah [Jateng], Jawa Timur [Jatim], Bekasi. Waktu itu [keliling], memang beras premium, beras lokal harganya naik. Sampai hari ini masih bergerak naik,” kata Zulhas

Pada peninjauan Selasa pagi, Mendag juga mendapati harga beras premium yang sebelumnya Rp70.000 per 5 kilogram naik menjadi Rp85.000 tiap 5 kilogram. Sementara, harga beras lokal medium dari awalnya Rp55.000 naik menjadi Rp 80.000 per 5 kilogram.

Lebih jauh, penyebab kenaikan harga beras yang sudah berlangsung sejak satu bulan terakhir itu disinyalir karena pasokan beras lokal ke pasar-pasar menurun akibat produksi di lumbung padi terbatas. Mengingat, panen raya yang harusnya terjadi pada Januari-Maret 2024 bergeser menjadi Maret-Mei ini.

“Sehingga barangnya [sampai] langka dan sulit, harganya naik. Itu kira-kira sebabnya,” nilainya.

Berlandaskan penilaian itu, pemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras sampai nanti bisa kembali turun dan stabil. Langkah yang telah berjalan yakni dengan membanjiri beras merek dagang program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog sebagai pilihan alternatif masyarakat ketika harga beras naik.

Harga beras SPHP Rp10.900 per kilogram atau Rp54.000 per 5 kilogram. Kualitas beras Bulog bersubsidi ini diklaim tidak kalah dengan beras premium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya