SOLOPOS.COM - Webinar berjudul Tren Digitalisasi dan Peluang Digipreneur 2024 yang digelar Solopos Media Group dan didukung Bank Jateng, yang disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (7/2/2024).(Tangkapan Layar Youtube)

Solopos.com, SOLO— Keberadaan Internet yang sudah banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia, diharapkan akan lebih memudahkan masyarakat mendapatkan informasi yang bermanfaat, terutama dalam mengembangkan usahanya.

Disebutkan, munculnya berbagai persoalan di sektor pertanian dalam negeri, tidak lain juga karena kurangnya informasi di kalangan pelaku usaha bidang pertanian.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Founder & Product Manager Agree, Baskara Widhi Jayanta, mengatakan informasi menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia usaha. Melalui informasi yang tepat, akan diketahui kebutuhan pasar, harga pasar dan sebagainya. Sebaliknya, jika informasi-informasi tersebut tidak terdistribusi dengan baik ke pelaku usaha, maka akan menjadi kendala tersendiri dalam pengembangan usahanya.

Hal serupa juga terjadi di sektor pertanian. Bahkan menurutnya, persoalan utama dalam sektor pertanian adalah informasi. Distribusi informasi pada petani, pengusaha, pasar, dan lainnya yang tidak merata, menjadikan pengembangan sektor pertanian kurang optimal.

“Bisa jadi banyak petani tidak tahu produk apa yang dibutuhkan pasar. Tidak tahu bulan depan bagusnya tanam apa. Kemudian setelah panen tidak tahu harusnya jual berapa, kemudian produk ini yang butuh di daerah mana,” kata dia dalam webinar berjudul Tren Digitalisasi dan Peluang Digipreneur 2024 yang digelar Solopos Media Group dan didukung Bank Jateng, yang disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (7/2/2024).

Tidak meratanya informasi tersebut, terutama di kalangan petani, menjadikan kegiatan budi daya produk pertanian tidak terkonsep dengan baik. Hal itu memungkinkan terjadinya ketidakstabilan produk maupun harga. Juga memungkinkan permintaan barang dan pasokan barang tidak seimbang, sehingga akan berujung pada impor produk pertanian.

Untuk itu menurutnya, penting bagi pelaku usaha, termasuk pertanian untuk terus mengakses informasi. Melalui perkembangan informasi dan digital saat ini, mestinya hal tersebut juga sudah tidak menjadi persoalan berat. Sebab masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan informasi di Internet.

Dalam upaya untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, Agree juga berupaya untuk membantu para petani menemukan ekosistem yang bermanfaat. Dia mengatakan saat ini Agree bukan hanya sekedar melakukan pendampingan kepada para petani. Namun turut mempertemukan para petani dengan pasar.

“Awalnya ambisi kami memang langsung membantu petani. Langsung cari petani yang bisa untuk dibina. Namun seiring berjalannya waktu, petani itu tidak bisa ditinggal, sehingga yang saat ini kami lakukan adalah kami ketemu dengan pengusaha-pengusaha agrobisnis. Sebab merekalah yang butuh barang. Mereka juga yang tahu kualitas barang yang dibutuhkan market,” lanjut dia.

Melalui pertemuan tersebut kemudian terjadi kontrak farming dan para petani memiliki kepastian pembelian. Bahkan pengusaha-pengusaha tersebut pada akhirnya juga siap mendanai operasional pertanian. Dengan begitu petani tidak perlu pusing memikirkan pendanaan, cukup fokus pada budi daya supaya hasilnya maksimal dan sesuai permintaan pasar. Selanjutnya para petani akan menerima bagi hasil.

Terkait kebutuhan internet tersebut saat ini Telkom juga telah menyiapkan berbagai produk dan layanan yang telah disesuaikan dengan segmen yang ada.

GM Witel Solo, Nanang Setiyo Utomo, menyampaikan saat ini Telkom telah menghadirkan produk, layanan, serta solusi bagi para pelanggan untuk dapat mendukung para pelaku usaha (enterprise), pemerintah (government), dan UKM (bisnis) agar bisa mengikuti perkembangan teknologi saat ini.

“Ini penguatan kami. Kami akan dibagikan di segmen-segmen yang ada,” kata dia dalam acara tersebut.

Pada segmen government, telah menjadi perhatian khusus baik di Solo maupun secara nasional. Government disebut menjadi segmen yang paling besar. Dia mengatakan di setiap daerah saat ini membutuhkan akses internet yang memadahi. Bahkan di Sukoharjo, menurutnya saat ini sudah tidak ada kelurahan yang tidak ada internetnya.

Meskipun untuk daerah-daerah tertentu masih ada yang belum mendapatkan akses internet karena kondisi geografis. Misalnya di Wonogiri yang menurutnya masih ada sekitar 20 desa/kelurahan yang belum ada internet. Sementara di wilayah tersebut juga memiliki potensi besar. Misalnya dalam hal pertanian, perkebunan dan lainnya.

Untuk segmen lainnya adalah enterprise dan small medium enterprise. “Segmen ini sangat banyak. Untuk segmen small medium enterprise, kami mendekatinya dengan produk seperti QRIS untuk payment, proses administrasi pengelolaan keuangan, kasir dan lainnya, yang kami kembangkan,” lanjut dia.

Hal itu sekaligus untuk membantu pelaku usaha kecil menengah yang kesulitan melakukan pembukuan usahanya. Dengan begitu pelaku usaha tidak perlu pusing lagi mengelola pembukuannya, karena telah menjadi bagian dari servis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya