SOLOPOS.COM - Talkshow Tomorrow Land yang menjadi rangkaian acara Astrid Widayani Peduli (Awali) Fest, di Balai Kota Solo, Sabtu (3/2/2024).(Solopos.com/Bayu Jatmiko)

Solopos.com, SOLO — Solo disebut memiliki potensi besar di sektor pariwisata. Bahkan di 2023, jumlah kunjungan wisata di Solo meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah kunjungan dari tahun sebelumnya. Namun begitu dalam pengembangan wisata tersebut, perlu juga diperhatikan mengenai upaya untuk menjaga Kota Solo dengan konsep pariwisata berkelanjutan.

Dua hal itu mengemuka dalam talkshow Tomorrow Land yang menjadi rangkaian acara Astrid Widayani Peduli (Awali) Fest, di Balai Kota Solo, Sabtu (3/2/2024). Inisiator Awali, Astrid Widayani, mengatakan salah satu alasan digelarnya talkshow tersebut adalah untuk mendapatkan gambaran penuh mengenai pegembangan pariwisata Solo ke depan.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Acara ini harapannya kita ingin mendapatkan gambaran sejauh mana Solo ini bisa dikembangkan. Hal yang perlu kita fokuskan dalam konteks Solo tentu tidak jauh dari budaya, ekonomi dan industri tertentu yang tidak ada di kota lain,” kata dia dalam acara tersebut, Sabtu.

Menurutnya, pembahasan mengenai potensi Solo dalam hal pariwisata sudah sering kali dibahas. Meski bukan sebagai daerah dengan paket lengkap dalam hal destinasi, karena tidak adanya pantai maupun gunung, namun Solo memiliki sudut-sudut kota yang kaya akan sejarah dan budaya. Solo juga dikenal sebagai kota toleransi, di mana semua agama hidup secara harmonis.

Ketua Badan Promosi Pariwisata daerah (BPPD) Kota Solo, Retno Wulandari, mengatakan ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memasarkan Solo. “Perlu memerhatikan adanya manajemen brand, manajemen produk dan manajemen customer,” jelas dia.

Berdasarkan data 2023, jumlah kunjungan wisatawan di Solo mencapai 5.541.700 wisatawan. Jumlah itu naik lebih dari 100% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 2.530.805 wisatawan.

“Data tersebut tentu menjadi patokan dalam melakukan marketing. Dari situlah indikator, untuk menentukan treatment apa yang akan dilakukan. Data itu menunjukkan kunjungan ke Kota Solo naik. Berarti manajemen brand positif, sebab targetnya tentunya jumlah wisatawan. Manajemen produk juga positif,” kata dia.

Hanya, ada beberapa hal yang menurutnya perlu menjadi kajian bersama. Hal itu menyangkut soal tingkat hunian kamar. Disebutkan bahwa Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Solo di 2022 sekitar 53,37% sedangkan di 2023 sekitar 53,44%. Dengan begitu tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Jika dilihat dari jumlah kunjungan yang meningkat, secara logika ada tamu yang berkunjung ke destinasi namun tidak semua menginap.

“Ini yang harus diakselerasi bersama bagaimana meningkatkan lama tinggal wisatawan. Kalau mengenai lama tinggal, ini juga harus dilihat, ada tidak yang dikerjakan wisatawan di malam hari, yang membuat mereka tidak beranjak, atau bisa tinggal lebih lama di Kota Solo,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya