SOLOPOS.COM - Manager Business Retail PT PLN (Persero), Megantara Vilanda (kiri atas); Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian, Agung Prabowo (kanan atas); Direktur Konversi Energi Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Gigih Udi Atmo (kiri bawah), dan Redaktur Pelaksana Solopos, Syifaul Arifin (kanan bawah), dalam Webinar bertajuk Membaca Arah Pengembangan Elektrifikasi dan Tren Teknologi 2024 yang digelar Solopos Media Group melalui channel Youtube Espos Live, pada Selasa (5/2/2024). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Gaya hidup ramah lingkungan mulai marak terjadi di masyarakat, salah satunya tampak dari penggunaan kendaraan listrik. Perusahaan Listrik Negara (PLN) bahkan mencatat konsumsi energi motor listrik mengalami peningkatan yang signifikan dalam dua tahun terakhir.

Dalam Webinar bertajuk Membaca Arah Pengembangan Elektrifikasi dan Tren Teknologi 2024 yang digelar Solopos Media Group melalui channel Youtube Espos Live, pada Selasa (5/2/2024), Manager Business Retail PT PLN (Persero), Megantara Vilanda menyebut konsumsi energi motor listrik pada 2023 meningkat enam kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini diliha dari penjualan energi di charging station atau stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Penggunaan kendaraan listrik meningkat tajam. Tahun 2022, pejualan enegri dari SPKLU yang kami capture di situ, angkanya di kisaran 400.000 kWh. Ternyata di 2023, meningkat dratis, bahkan meningkat hampir enam kai lipat menjadi 2,5 juta kWh,” ujar Megantara.

Menurutnya, hal ini menjadi sinyal positif bahwa  kesadaran elektrifikasi di masyarkat sudah tumbuh. Bahkan Megantara menyebut saat ini merek-merek mobil listrik saling menekan harga dan berlomba-lomba untuk menggaet pasar yang juga menumbuhkan ekosistem kendaraan listrik.

Megantara menguraikan electrifying lifestyle merupakan gaya hidup yang mengedepankan peralatan listrik untuk kebutuhan sehari-hari. Menurut dia, berdasarkan komitmen pemerintah yang tertuang dalam Paris Agreement, semua orang harus berupaya menurunkan suhu bumi. Selain itu target penurunan emisi karbon sebanyak 40% pada 2030.

Maka, pihaknya getol mengaungkan kampanye gaya hidup bebas listrik. Ada tiga hal yang mereka kampanye, yaitu penggunaan kendaraan listrik, elektrifikasi sektor pertanian (electritying agriculture), dan elektrifikasi sektor perikanan dan kelautan (electrifying marine).

Ketiga program utama tersebut menurut Megantara akan lebih digalakkan dan pada 2024 bisa diterapkan di seluruh Indonesia. Selain itu, dia menguraikan electrifying lifestyle sudah mulai tren di masyarakat. Misalnya kampanye kompor induksi yang didukung PLN dengan memberikan promo tambah daya. Sedikitnya ada 500.000 pengguna yang menambah daya untuk beralih ke kompor induksi dalam setahun.

“Di smart home system, saat ini banyak pengembang yang menawarkan kunci berbasis elektrik, tidak lagi kunci manual. Kemudian konsep smart city, juga ada tilang elektronik yang melakukan perekamanan langsung. Traffic light juga nanti semuanyan akan berbasis smart,” kata dia.

Lebih lanjut, PLN menargetkan beberapa program utama. Misalnya dengan target pembangunan SPKLU dari 1.100 SPKLU menjadi 3.000 SPKLU pada tahun ini. Selain itu untuk pengisian kendaraan roda dua, pihaknya menargetkan dari 9.000 unit menjadi 10.000 unit pengisian listrik roda dua.

“Untuk swapping baterai yaitu motor listrik baterai yang ditukar saat ini ada 1.800 unit, pada 2024 kami targetkan bisa mencapai secara akumulasi 4.000 unit. Dan listrik di rumah tangga atau home charging sekarang ini kami sudah menyambung 4.000 rumah dengan layanan home charging,” terang Megantara.

Pihaknya juga menargetkan 305.000 pelanggan dari sektor pertanian dengan total sambungan 4.3000 MVA pada 2024. Sedikitnya PLN telah melakukan elektrifikasi kepada 246.000 petani pada tahun sebelumnya.

“Begitu juga electrifying marine, kami juga mau menambah, dari saat ini 42.000 pelanggan. Di 2024  ditargetkan ada 53.000 pelanggan yang bisa sambung dengan elektrifikasi,” ujarnya.

Webinar yang dipandu oleh Redaktur Pelaksana Solopos, Syifaul Arifin ini juga dihadiri oleh Direktur Konversi Energi Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Gigih Udi Atmo dan Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian, Agung Prabowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya