SOLOPOS.COM - Ilustrasi Inflasi. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANG — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah (BI Jateng) menyebutkan penurunan harga komoditas hortikultura menjadi penahan peningkatan inflasi di Jateng pada periode Februari 2024.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan BI Jateng Nita Rachmenia, dalam pernyataan di Semarang, Minggu (3/3/2024), menyebutkan komoditas yang dimaksud adalah bawang merah, kol putih, kubis, dan tomat.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Penurunan harga berlangsung seiring dengan ketercukupan pasokan sejumlah komoditas hortikultura tersebut di Jateng, seperti panen dini bawang merah di Brebes dengan luas lahan 150 hektare,” ujar Nita seperti dilansir Antaranews.

Dia mengakui, panen dini dilakukan sebagai dampak dari kekhawatiran petani bawang merah terhadap curah hujan yang tinggi dan banjir di areal lahan bawang merah yang berisiko mengganggu hasil panen.

Pada Februari 2024, kata dia, perkembangan inflasi gabungan di sembilan kabupaten/kota di Jateng masih berada dalam rentang sasaran inflasi, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,57 persen (month to month).

Dengan demikian, inflasi gabungan sembilan kabupaten/kota di Jateng pada Februari 2024 sebesar 2,98 persen dan berada di rentang sasaran target inflasi, yakni 2,5 plus minus 1 persen.

Secara spasial, kata dia, seluruh kabupaten/kota IHK di Jateng mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi di Kota Tegal, yakni 0,9 persen (mtm), diikuti Purwokerto, Kabupaten Wonogiri, Kudus, dan Kota Solo sebesar 0,61 persen (mtm).

Dia menjelaskan inflasi, terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas pangan, yakni beras karena sebagian besar wilayah sentra produksi beras di Jateng belum memasuki masa panen.

Meski demikian, kata dia lagi, harga beras diperkirakan akan berada pada tren penurunan di periode berikutnya, seiring dengan panen yang mulai berlangsung di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Purworejo.

Selain itu, sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) wilayah Jateng, antara lain melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), juga menjadi salah satu upaya pengendalian harga pangan, terutama beras.

Inflasi juga dipengaruhi kenaikan harga telur dan daging ayam ras, seiring dengan kenaikan biaya produksi peternak akibat kenaikan harga pangan dan penurunan pasokan setelah sejumlah peternak melakukan afkir ayam.

Pada 2024, inflasi IHK diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 2,5 plus minus 1 persen sehingga BI bersama para pemangku kepentingan yang tergabung dalam TPID Jateng akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi.

Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jateng.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan komoditas beras masih menjadi penyumbang inflasi bulanan (month-to-month/mtm) terbesar pada Februari 2024.

“Komoditas penyumbang inflasi adalah beras dengan andil inflasi 0,21 persen,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah di Jakarta, Jumat (1/3/2024) seperti dilansir Antaranews.

Menurut dia, tren inflasi komoditas beras masih berlanjut hingga Februari, dengan inflasi mencapai 5,32 persen. Hampir seluruh provinsi mengalami inflasi beras, tepatnya sebanyak 37 provinsi yang mencatatkan kenaikan harga beras. Sementara satu provinsi lainnya mengalami penurunan inflasi beras.

Secara umum, komponen harga bergejolak (volatile food) mengalami inflasi sebesar 1,53 persen, memberikan andil lebih tinggi (0,25 persen) dibanding komponen lainnya yaitu inflasi inti (0,09 persen) dan inflasi harga diatur pemerintah (0,03 persen).

Komoditas pangan lainnya yang menjadi faktor pendorong inflasi Februari adalah cabai merah dengan andil 0,09 persen, telur ayam ras 0,04 persen, serta daging ayam ras 0,02 persen.

Khusus untuk komoditas cabai merah, inflasi tercatat di setiap level perdagangan, di mana inflasi pada produsen pedesaan sebesar 4,56 persen, grosir 16,01 persen, dan eceran 17,78 persen. Kenaikan harga cabai merah di tingkat eceran sejalan dengan kenaikan harga di produsen pedesaan dan grosir.

Adapun inflasi komoditas telur dan daging ayam ras didorong oleh kenaikan harga pakan ternak ayam, yang mengalami inflasi 0,36 persen untuk bahan pakan dedak, 0,80 persen untuk jagung pipilan, 0,04 persen untuk bekatul, dan 0,22 persen untuk bungkil.

Diketahui, inflasi bulanan Februari tercatat sebesar 0,37 persen mtm. Sementara inflasi tahunan mencapai 2,75 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 0,41 persen (year-to-date/ytd).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya