SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian (Dinkop UKM Perin), Wahyu Kristina. Foto diambil di kantornya Jl. Yosodipuro No.162, Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo pada Selasa (9/1/2024). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, Solopos.com, SOLO – Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Solo terus meningkat menjadi 13.203 UMKM pada 2023. Bahkan sektor UMKM di Kota Bengawan mampu menyerap sebanyak 16.348 tenaga kerja.  Jumlah UMKM di Kota Solo meningkat kurang lebih sebesar 18,33% dibandingkan 2022.

Hal ini diakui oleh Kepala Dinkop UKM Perin, Wahyu Kristina saat ditemui Solopos.com di kantornya pada Selasa (9/1/2024). Ina, sapaan akrabnya mencatat ada 11.157 UMKM di Kota Solo pada 2022 lalu. Kecamatan Pasar Kliwon menjadi wilayah dengan sebaran UMKM terbanyak yaitu sebesar 24,05%.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Disusul Kecamatan Banjarsari sebesar 23,43%, Kecamatan Jebres 22,68%. Sebanyak 16,58% UMKM berada di Kecamatan Serengan, dan paling sedikit di Kecamatan Laweyan sebanyak 13,26%. Sektor kuliner masih mendominasi UMKM di Kota Solo.

Berdasarkan jenis kelamin, Ina menyebut perempuan masih mendominasi pelaku UMKM di Kota Solo. Ina menguraikan sektor UMKM juga mampu menciptakan lapangan kerja baru. Dalam sektor penyerapan tenaga kerja, UMKM di Kota Solo mampu menyerap 8.903 tenaga kerja perempuan dan sebanyak 6.708 tenaga kerja laki-laki.

“Itu [lapangan kerja baru] yang kami dorong, jadi bedanya pelaku usaha dan wirausaha, kalau pelaku usaha asal dia usaha dan selesai. Kalau wirausaha itu sudah punya perencanaan, mau dikembangkan seperti apa, tata keloa usaha, tata kelola SDM, produksi, marketing,” terang Ina.

Wirausahawan, menurut Ina, bisa memanajemen keuangan baik untuk bisnis maupun kebutuhan pribadi selain memiliki legalitas. Ina menyebut pentingnya memiliki NIB bagi pelaku UMKM. Menurutnya dengan memiliki NIB bisa mempermudah akses pelaku UMKM untuk mengikuti fasilitas pelatihan dan lain-lain. Pada 2023 tercatat ada 9.640 perempuan pelaku UMKM dan 6.708 laki-laki pelaku UMKM.

Sepanjang 2023, pihaknya telah memfasilitasi 684 UMKM untuk memperoleh nomor induk berusaha (NIB), kemudian 39 fasilitasi sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT), dan 621 sertifikasi halal.

Pihaknya juga mencatat pertumbuhan proporsi kredit UMKM di Solo terus meningkat dari tahun ke tahun. Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit di Solo pada 2021 sebesar 21,64%, pada 2022 sebanyak 26,91%, kemudian naik menjadi 28,23% pada 2023. Ina memamparkan kuantitas industri kecil dan menengah (IKM) di Solo terus meningkat. Pada 2021 tercatat ada 1.173 IKM, pada 2022 tercatat ada 1.427 IKM, dan 2023 tercatat 1.468 IKM.

Ina menguraikan mayoritas UMKM di Kota Solo sudah melek digitalisasi alias go digital. Misalnya mereka berjualan melalui Whatsapp, Instagram, dan sebagainya. Pihaknya juga bekerja sama dengan beberapa marketplace untuk memfasilitasi UMKM go digital. Hal ini menjadi salah satu upaya target Kemenkop UKM untuk mewujudkan 30 juta UMKM di Indonesia go digital pada 2024.

Pengamat ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bhimo Rizky Samudro menyebut adanya pertumbuhan UMKM sebanyak 3-5ri 2022 ke 2023 secara kuantitas. Senada dengan Ina, Bhimo menyebut pelaku UMKM masih banyak melirik sektor kuliner. Menurut Bhimo adalah dorongan dari sektor pariwisata menjadi salah satu penyebab pertumbuhan jumlah UMKM. Namun Bhimo menilai dari sisi heterogenitas, pelaku UMKM juga cukup berkembang. Akan tetapi, Bhimo menyoroti penyerapan kredit usaha rakyat (KUR) hanya sekitar 78ri target pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya