SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO—Isu geopolitik global, tahun politik di dalam negeri menjadi tantangan di sektor ekonomi di 2024 nanti. Sebagian pelaku usaha memilih untuk menunggu perkembangan ke depan dengan tidak banyak melakukan ekspansi.

Di sisi lain ada pula sisi optimisme, terutama berkaitan dengan konsumsi dalam negeri. Ketua Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Solo, Respati Ardi, mengatakan saat ini tantangan global, berkaitan dengan persoalan geopolitik, mau tidak mau menjadi salah satu tantangan besar, terutama bagi para pelaku ekspor dan impor.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Sebab itu juga bergantung pada pasar. Masih ada sisi pesimistis karena perang global belum selesai. Apalagi mendengar dari teman-teman Hipmi yang lain yang bergerak di mebel, kondisinya juga belum bagus,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (14/12/2023).

Meski begitu, untuk saat ini masih ada harapan besar perekonomian dalam negeri yang tumbuh dari sisi permintaan domestik. Dengan demikian, menurutnya, penting untuk tetap menjaga potensi tersebut.

Siaran pers Bank Indonesia yang diunggah di laman resminya mengungkap pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.

Di mana, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2023 tetap tumbuh sebesar 4,94% (yoy). Meskipun sedikit melambat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,17% (yoy).

Disampaikan BI, ke depan pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh permintaan domestik, baik konsumsi swasta dan pemerintah, maupun investasi. Dengan perkembangan tersebut, diperkirakan pertumbuhan ekonomi 2023 tetap pada kisaran 4,5%-5,3%.

Pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat didukung oleh permintaan domestik yang solid. Dimana konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,06% (yoy), Sementara itu, konsumsi pemerintah tumbuh negatif 3,76% (yoy), dan pertumbuhan investasi secara keseluruhan meningkat menjadi 5,77% (yoy).

Sedangkan mengenai tantangan dalam negeri, Respati mengatakan jika tahun politik juga menjadi tantangan. Namun tantangan tersebut lebih pada kepastian kebijakan ke depan. Dengan pemerintahan ke depan, pelaku usaha juga masih menunggu apakah akan muncul perubahan kebijakan yang berkaitan dengan bisnis dan ekonomi atau tidak.

“Dari teman-teman Hipmi kemarin diskusi [terkait dengan semua tantangan yang ada saat ini], intinya di semester I tahun 2024, ada baiknya jangan ekspansi bisnis dulu, jangan investasi berlebih, jangan cross market juga. Bertahan dulu dengan yang kita kerjakan,” kata dia.

Dia berharap pemilu dapat berjalan dengan lancar dan damai, seta perekonomian domestik bisa tetap terjaga.

Sementara itu Ketua Kamar Dagang dan Idustri (Kadin) Solo, Ferry Septha Indrianto, menyampaikan optimismenya terkait perkembangan ekonomi ke depan. Meski tidak dipungkiri, tantangan selalu ada. Baik secara domestik maupun global. Adanya tantangan geopolitik, tentunya juga akan menekan pasar. Dimana akan berpengaruh pada demand dan supply yang tidak lagi seimbang.

“Hanya, potensi-potensi Indonesia saat ini sudah lumayan tergali di tingkat pemerintahan. Seperti hilirisasi, sumber daya manusia [SDM] juga sudah mulai didekatkan dengan kebutuhan industri,” kata dia.

Permintaan dan Penyaluran SDM

Lebih lanjut dikatakan, pengembangan SDM menjadi hal yang penting dalam membangun perekonomian ke depan. Dengan adanya bonus demografi di 2045, tentunya akan menjadikan angkatan muda menjadi leading.

“Tapi tantangannya juga tersendiri lagi. Sebab untuk memastikan SDM itu bisa termanfaatkan sesuai kebutuhan, ini menjadi PR bersama,” lanjut dia.

Dalam hal ini, Kadin juga turut berperan dengan pengembangan vokasi. Menurutnya, permintaan dan penyaluran SDM akan sangat menentukan ekonomi ke depan.

Mengenai tahun politik yang saat ini berlangsung, dia berharap bisa terlaksana dengan aman dan lancar. Artinya siapapun pemenangnya semua aman terkendali.

“Stabilitas politik nasional itu kunci pokok untuk imunitas ekonomi nasional ke depan,” kata dia.

Di sisi lain dia berharap agar optimisme dan kesadaran masyarakat terus terjaga. Kesadaran tersebut terkait dengan kemampuan beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada. Hal itu juga berlaku bagi para pelaku usaha.

“Hanya, di sini motornya tetap ada di pemerintah. Maka kami berharap pemerintah ke depan nanti harus adaptif dan lebih membuka komunikasi ke bawah. Supaya kita terinformasi, peluang apa yang ada,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya