SOLOPOS.COM - Ilustrasi utang atau pinjaman luar negeri. (Dok. Solopos)

Solopos.com, JAKARTA–Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia senilai US$392,2 miliar pada Oktober 2023. Angka tersebut turun dibandingkan dengan posisi September 2023 yang mencapai US$394,4 miliar.

Pinjaman atau Utang Luar Negeri menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah adalah setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Menurut Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono, penurunan posisi ULN utamanya bersumber dari ULN sektor publik. Tapi meskipun turun secara bulanan atau month-to-month (mtm), ULN Indonesia secara tahunan (year-on-year/yoy), tumbuh 0,6%.

Seiring dengan posisi ULN secara umum pada Oktober 2023, ULN pemerintah juga tercatat turun dari posisi September 2023 US$188,3 miliar menjadi US$185,1 miliar atau melambat 3,3% (mtm). Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh sebesar 3,0% (yoy).

Erwin menjelaskan penurunan posisi ULN pemerintah dipengaruhi perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen lain seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang meningkat.

Dia menambahkan ULN tersebut tercatat dimanfaatkan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah dan perlindungan masyarakat, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.

Dukungan tersebut mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,8% dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,4%), jasa pendidikan (16,7%), konstruksi (14,2%), serta jasa keuangan dan asuransi (10,0%).

“Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (15/12/2023).

Sedangkan posisi ULN swasta masih melanjutkan kontraksi pertumbuhan pada Oktober 2023 yang tercatat senilai US$196,9 miliar. Angka itu sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$196,7 miliar. ULN swasta secara tahunan kembali mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,5% (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan lalu sebesar 3,5% (yoy).

Lebih lanjut, Erwin mengatakan kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 2,4% (yoy) dan 2,5% (yoy).

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,6% dari total ULN swasta. ULN tersebut juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,6% terhadap total ULN swasta.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Utang Luar Negeri Indonesia Turun jadi US$392,2 Miliar per Oktober 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya