SOLOPOS.COM - Model mengenakan koleksi Batik Sandra Karyani dalam fashion show Launching Batik Sandra Karyani di Canting Londo Kitchen, Jl. Dr. Rajiman Nomor 525, Laweyan, Solo, pada Minggu (1/10/2023) malam. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO  — Sebanyak 72 koleksi batik bertema kasual ditampilkan dalam acara Launching Batik Sandra Karyani di Canting Londo Kitchen, Jl. Dr. Rajiman Nomor 525, Laweyan, Kecamatan Laweyan Solo, pada Minggu (1/10/2023) malam.

Dalam acara tersebut digelar fashion show yang menampilkan koleki Batik Sandra Karyani tersebut. Pemilik Batik Sandra Karyani, Regi Irene Sandra Karyani mengungkapkan ada tujuh sesi dalam fashion show tersebut.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Koleksi yang Regi tampilkan merupakan batik tulis asli, ada juga batik kombinasi dari batik cap dan batik tulis. Dengan motif batik klasik, misalnya Parang, Tuntrum, dan lainya. Regi berhasil mengemas busana batik menjadi model kekinian.

“Ada sekitar 72 koleksi yang akan ditampilkan, dengan macam-macam genre. Tapi lebih mengusung ke kasual. Jadi memang kami pasarnya saat ini untuk anak muda milenial, yang sudah mapan dan bekerja,” terang Regi saat ditemui Solopos.com sebelum acara.

Walaupun banyak koleksi bertema kasual, menurut Regi tidak menutup kemungkinan menambah ragam koleksi lainnya.

Regi mengaku memang menyukai batik sejak dulu. Ia berbiasa menggunakan batik dalam kunjungan kerja ke luar negeri. Menurut dia, banyak orang luar negeri yang sangat tertarik terhadap batik.

Dengan adanya potensi pasar luar negeri, Regi kemudian mengemas batik menjadi kekinian. Model dan desain yang ia buat tidak hanya terpaku pada model dan desain yang pakem. Akan tetapi, Regi mulai mengembangkan dan mengikuti tren yang ada.

Regi berharap dengan acara fashion show ini, jenama miliknya bakal dikenal masyarakat. Apalagi dengan toko offline yang berada di pinggir Jl. Dr. Rajiman, Laweyan, Solo yang bakal grand opening besok bertepatan dengan momentum Hari Batik Nasional.

Ia menyebut Laweyan juga merupakan sentra batik di Kota Solo sehingga membuat Regi optimistis dengan jenama baru miliknya. Apalagi, Regi yang menyasar kepada anak muda agar lebih percaya diri menggunakan batik. Bahwa batik bisa digunakan pada semua acara.

“Biasanya anak-anak muda enggak percaya diri memakai batik lama-lama. Kami mencoba memberikan kenyamanan dan membuat anak muda lebih percaya diri,” tambah Regi.

Regi sebelumnya mempunyai butik selama lebih dari sepuluh tahun di Jakarta. Ia menyebut pengalaman ini menjadi bekal berharga bagi Regi.

Pemilik Batik Sandra Karyani, Regi Irene Sandra Karyani membuka acara Launching Batik Sandra Karyani di Canting Londo Kitchen, Jl. Dr. Rajiman Nomor 525, Laweyan, Solo, pada Minggu (1/10/2023) malam. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).
Pemilik Batik Sandra Karyani, Regi Irene Sandra Karyani membuka acara Launching Batik Sandra Karyani di Canting Londo Kitchen, Jl. Dr. Rajiman Nomor 525, Laweyan, Solo, pada Minggu (1/10/2023) malam. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Dalam sambutannya Regi menjelaskan ada tiga hal penting dalam Batik Sandra Karyani, yaitu fesyen, tradisi atau histori, dan Kota Solo.

Batik menjadi fesyen yang merupakan bsuana paling identik dengan masyarakat Indonesia. Ketika berbicara tentang batik, lanjut Regi, maka Kota Solo adalah tempat yang lekat dengan batik. Karena Solo memiliki andil besar dalam perkembangan industri batik.

“Dengan penuh kerendahan hati Sandra Karyani hadir untuk turut serta merayakan kekayaan pengetahuan tradisional Indonesia yang merupakan karya agung dan warisan leluhur yang senantiasa relevan pada setiap masa,” tambah Regi.

Ia menguraikan batik juga menjadi busana kerja yang sifatnya mandatory di perkantoran di Inodnesia. Dari hal tersebut, membuat Regi menginginkan batik bisa diterima di seluruh lapisan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

“Bahwa mungkin sudah saatnya relevansi batik tidak sebatas pada masyarakat Indonesia tetapi suatu hal yang dapat diterima pada level dunia, ujar Regi.

Selain itu, visi Batik Sandra Karyani salah satunya adalah menjadikan batik dari Solo mampu mengikuti perkembangan model dunia karena motif yang representatif.

Oleh sebab itu, dia percaya bahwa pemberdayaan karya melalui motif dan teknik tradisional menjadi esensi. Serta mampu menguatkan nilai tambah produk batik, yang diharapkan mampu memperkuat batik di Laweyan dari segi merek secara kolektif.

Turut hadir Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Solo, Endang Dwiati Setyaningsih yang menyambut baik gagasan membawa batik di hati anak muda. Selain itu, hal ini juga menjadi salah satu langkah untuk senantiasa nguri-nguri budaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya