Bisnis
Senin, 18 Desember 2023 - 16:34 WIB

Ragu Investasi di Tahun Politik? Simak Tipsnya dari Praktisi Biar Tetap Cuan

Newswire  /  Wibi Pangestu Pratama  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA–Momentum pemilihan umum atau perubahan pemerintahan dapat menciptakan ketidakpastian politik yang berdampak pada situasi perekonomian. Investor cenderung menjadi hati-hati dan menunda keputusan investasi besar selama periode tahun politik.

Namun demikian bukanlah hal tabu untuk tetap berinvestasi di tahun politik, namun demikian harus diperhitungkan lebih teliti soal untung-ruginya. Menurut perencana keuangan Ajik Purnomoputro, investasi jangka panjang cenderung lebih stabil ketimbang investasi jangka pendek sehingga di tahun politik lebih aman menanamkan modal pada produk investasi jangka panjang.

Advertisement

“Sejarah menunjukkan bahwa pasar sering mengalami volatilitas selama tahun pemilu… Namun, volatilitas tersebut terjadi hanya sementara, sehingga investor lebih baik fokus pada investasi jangka panjang,” ujar Ajik yang dilansir Antara, baru-baru ini.

Ajik yang menjabat sebagai Kepala Seksi Pengembangan Pasar Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menambahkan selain volatilitas pasar, faktor lain yang juga dapat menghambat perkembangan investasi di tahun politik adalah ketidakpastian politik karena bisa mengganggu stabilitas ekonomi dan pasar keuangan.

Advertisement

Ajik yang menjabat sebagai Kepala Seksi Pengembangan Pasar Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menambahkan selain volatilitas pasar, faktor lain yang juga dapat menghambat perkembangan investasi di tahun politik adalah ketidakpastian politik karena bisa mengganggu stabilitas ekonomi dan pasar keuangan.

Selain itu, tambahnya, perubahan kebijakan pemerintah di tahun politik juga merupakan faktor penghambat investasi karena dapat memengaruhi perkembangan sektor-sektor tertentu.

Dikatakan Ajik, saat tahun politik, investor perlu waspada terhadap perubahan, terutama hal-hal yang berdampak langsung terhadap hasil investasi mereka, yang biasa disebut sebagai driven factors, dan melakukan mitigasi risiko untuk menghadapinya.

Advertisement

Dia menambahkan mendiversifikasi portofolio investasi ke berbagai kelas aset, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan properti, merupakan cara  jitu untuk mengamankan investasi di tahun politik. “Diversifikasi ini dapat membantu mengurangi risiko yang terjadi akibat perubahan politik dan
perubahan pasar,” ujar Ajik

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan jadwal Pemilu serta Pilpres 2024 digelar secara Serentak pada 14 Februari 2024. Sementara itu, Pilkada 2024 rencananya digelar pada November 2024, namun kini sedang ada pembahasan untuk memajukan agenda tersebut ke September 2024.

Bursa Saham Tetap Semarak

Pada bagian lain, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini perdagangan di bursa saham akan tetap semarak pada tahun politik, dengan penyelenggaraan pemilihan umum atau pemilu 2024.

Advertisement

Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam acara Capital Market Journalist Workshop-Media Gathering di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (17/11/2023), menjelaskan bahwa para pelaku pasar dan emiten sangat mencermati berbagai perhelatan akbar, termasuk Pemilu 2024.

Hal itu turut memengaruhi keputusan sejumlah emiten untuk mempercepat pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) dari 2024 ke tahun ini. Namun demikian, keberadaan lebih dari 900 emiten di pasar saham membuat para investor memiliki banyak opsi untuk berinvestasi. Alhasil, Iman meyakini bahwa aktivitas perdagangan akan tetap terjaga pada tahun politik.

“Yang penting menurut kami, setelah pemilu apakah mau 1 putaran atau 2 putaran yang penting suasananya kondusif. Investor kita komposisinya saat ini domestiknya sudah 65%, 35% asing. Artinya hari ini kita perlu [situasi yang] kondusif,” ujar Iman, dikutip pada Minggu (19/11/2023).

Advertisement

BEI sendiri melihat prospek positif dari perdagangan saham tahun depan, karena fundamental perekonomian Indonesia yang kuat. Hal itu pun mampu menjaga Indonesia dari dampak tekanan ekonomi global, seperti suku bunga yang tinggi.

“[Sentimen dari luar] seperti Fed Rate dari AS yang terus meningkat, lalu ada perang. Faktor-faktor itu yang menurut lebih dominan [memengaruhi preferensi investor] dibanding faktor politiknya [pemilu 2024]. Selama kondisi ekonominya membaik itu akan lebih baik pada tahun depan,” ujar Iman.

Dia pun menyebut konsumsi masyarakat akan meningkat pada tahun politik, karena semaraknya kampanye di seluruh wilayah. Hal itu pun bisa memberikan efek positif bagi sejumlah sektor.

“Tentu saja berdampak kepada emiten-emiten kita, sektor konsumer, layanan komunikasi, dan keuangan, yang kami harapkan akan tumbuh. Pengalaman 5 pemilu terakhir kita kondisinya Insyaallah akan positif,” ujar Iman.

Sebagian dari artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul BEI: Pasar Modal Berpotensi Tetap Semarak pada Tahun Politik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif