SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Rencana pemanfaatan gedung lama atau Gedung Heritage Bank Indonesia Solo untuk museum, belum terealisasi hingga saat ini. Meski begitu pihak Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo berencana untuk mengusulkan kembali pemanfaatan gedung tersebut untuk museum ke BI pusat.

Hal tersebut disampaikan Kepala KPw BI Solo Nugroho Joko Prastowo dalam acara Srawung Awak Media Sareng Bank Indonesia Solo (Srambi), di Gedung Heritage BI Solo atau Gedung BI Solo yang lama, Senin (15/1/2024).

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Dijelaskan bahwa bangunan yang berada di sisi utara Gedung KPw BI Solo yang baru itu merupakan bangunan bersejarah peninggalan Belanda. Dimana awalnya gedung tersebut merupakan kantor De Javasche Bank, yang kemudian digunakan untuk Kantor BI Solo.

“Jadi gedung heritage ini secara pengelolaan berada di bawah Kantor BI Pusat, di Departemen Komunikasi, seperti gedung heritage BI lainnya yang ada di kota lain, tidak hanya di Solo,” jelas dia.

Penggunaan gedung tersebut memang sudah direncanakan digunakan sebagai museum. Baik museum sejarah Bank Indonesia, sejarah uang dan termasuk keunggulan daerah. Masing-masing daerah menurutnya pasti punya keunggulan di bidang ekonominya.

Hanya hingga kini rencana tersebut belum bisa terealisasi. Menurutnya ada beberapa faktor yang menjadikan realisasi rencana itu tertunda. Salah satunya dampak dari pandemi Covid-19 lalu yang menyebabkan beberapa penyesuaian termasuk prioritas program dan refocusing anggaran.

“Harapannya setelah sekarang sudah normal lagi, kami bisa ajukan kembali, sehingga pemanfaatan Gedung Heritage Bank Indonesia, tidak hanya Solo, yang museumnya belum jadi, akan terealisasi,” kata dia.

Sementara belum terealisasinya pemanfaatan gedung sebagai museum, dia mengatakan sejauh ini gedung yang telah dikonservasi tersebut sering gunakan sebagai tempat pertemuan dan kegiatan edukasi. Meskipun hanya untuk kegiatan dengan kapasitas terbatas, karena secara interior, bangunan tersebut tidak dapat digunakan untuk pertemuan dengan kapasitas besar.

Berdasarkan informasi yang diunggah di https://surakarta.go.id, pada zaman kolonial Belanda, gedung BI lama dengan arsitektur khas Eropa tersebut merupakan kantor De Javasche Bank (DJB) Agentschap Soerakarta. Kantor DJB, digunakan pemerintah Hindia Belanda untuk mencetak dan mengedarkan uang, guna menunjang perekonomian saat itu. Gedung DJB yang didirikan tahun 1910 itu mempunyai peran cukup strategis menghidupkan denyut perekonomian Solo saat itu. Meskipun untuk bank sentral sudah ada di Solo tahun 1867.

Sementara itu Kepala KPw BI Solo yang baru, Dwiyanto Cahyo Sumirat, mengatakan ke depan pihaknya akan terus melakukan komunikasi dengan BI Pusat terkait pemanfaatan gedung yang lama.

“Apakah akan diresmikan nanti saat saya menjabat? Mohon doanya saja, ke depan kami akan komunikasikan lagi dengan kantor pusat agar pemanfaatannya bisa lebih optimal lagi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya