Bisnis
Minggu, 24 Maret 2024 - 08:40 WIB

Modal Asing Keluar dari RI Capai Rp6,68 Triliun Sepekan Terakhir

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang rupiah. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar bersih di pasar keuangan domestik mencapai Rp6,68 triliun selama 18-21 Maret 2024.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan di Jakarta, Jumat (22/3/2024), nilai tersebut terdiri dari aliran modal asing keluar bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing sebesar Rp8,20 triliun dan Rp0,25 triliun, sementara modal asing masuk bersih di pasar saham senilai Rp1,77 triliun.

Advertisement

Dalam periode awal tahun hingga 21 Maret 2024, modal asing keluar bersih di pasar SBN Rp24,92 triliun, sedangkan modal asing masuk bersih di pasar saham Rp27,93 triliun, dan di SRBI Rp21,93 triliun.

Lebih lanjut Erwin menuturkan premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun per 21 Maret 2024 sebesar 69,70 basis poin (bps), naik dibandingkan per 15 Maret 2024 yang sebesar 68,23 bps.

Advertisement

Lebih lanjut Erwin menuturkan premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun per 21 Maret 2024 sebesar 69,70 basis poin (bps), naik dibandingkan per 15 Maret 2024 yang sebesar 68,23 bps.

Rupiah di awal perdagangan Jumat, dibuka pada level Rp15.710 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah dari penutupan perdagangan Kamis (21/3), sebesar Rp15.655 per dolar AS. Indeks dolar AS menguat ke level 104,01 di akhir perdagangan Kamis (21/3/2024).

Imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun stabil di 6,63 persen. Sedangkan imbal hasil surat utang AS alias US Treasury Note tenor 10 tahun turun ke level 4,267 persen.

Advertisement

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (22/3/2024) sore ditutup menghijau dipimpin oleh saham- saham sektor kesehatan.

IHSG ditutup menguat 11,79 poin atau 0,16 persen ke posisi 7.350,14. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,96 poin atau 0,20 persen ke posisi 996,73.

“Penutupan IHSG hari ini bergerak menguat setelah seharian berada di teritori negatif, penguatan IHSG ini didukung oleh penguatan dari IDX Techno dan IDX Health serta beberapa emiten perbankan seperti BBTN yang mencatatkan penguatan cukup signifikan,” ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana alias Didit di Jakarta seperti dilansir Antaranews, Jumat.

Advertisement

Didit melanjutkan, penguatan IHSG di akhir sesi ini berkebalikan dengan pergerakan bursa regional Asia yang cenderung tertekan, dan secara teknikal kami perkirakan pergerakan IHSG masih tertahan oleh MA20-nya.

Dari dalam negeri, pada pekan ini Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate tetap 6 persen pada Maret 2024, suku bunga Deposit Facility tetap di posisi 5,25 persen dan Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Dari mancanegara, The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum meyakini apabila inflasi bergerak ke arah 2 persen.

Advertisement

Kebijakan baru The Fed ini menggambarkan inflasi masih berpotensi “meningkat”, sehingga para pengambil kebijakan mengindikasikan pemangkasan suku bunga pada akhir 2024.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor meningkat yaitu dipimpin sektor kesehatan yang naik sebesar 1,53 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor transportasi & logistik yang masing-masing naik 1,32 persen dan 1,24 persen.

Sedangkan lima sektor terkoreksi dimana sektor energi turun paling dalam minus 0,46 persen, diikuti sektor properti dan sektor industri yang masing-masing minus 0,33 persen dan 0,32 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu IRRA, KAEF, BBTN, BIKE dan WAPO. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni RSCH, PTMP, LMAX, TINS, dan VISI.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.046.098 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,14 miliar lembar saham senilai Rp9,96 triliun. Sebanyak 243 saham naik, 267 saham menurun, dan 253 tidak bergerak nilainya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif