SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerja (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo menanggapi sulitnya fresh graduate untuk mendapatkan pekerjaan saat ini. Apindo Solo menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan lulusan baru kesulitan mendapatkan pekerjaan saat ini.

Diterangkan oleh Sekretaris Apindo Kota Solo, Sri Saptono Basuki, ada sejumlah faktor yang menyebabkan angkatan kerja mendapatkan pekerjaan, mulai dari perubahan pola kebiasaan hingga keterhubungan antara dunia pedidikan dengan kebutuhan lapangan kerja.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Saat ini memang terjadi perubahan pola seiring dengan transformasi digital dan teknologi. Selain itu kurikulum sekolah yang terlambat mengantisipasi pola disrupsi saat ini, moral knowing, moral action dan moral feeling anak-anak sekarang belum terbangun secara utuh. Selain itu, link and match dunia pendidikan dengan budaya kerja serta industri perlu terus ditingkatkan dan diakselerasikan,” ujarnya kepada Solopos.com, Sabtu (21/10/2023).

Basuki menambahkan, anak-anak sekarang masih kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan. Selain itu, anak-anak sekarang dinilai lebih banyak drama di dunia pekerjaan.

“Anak-anak sekarang masih senang tidur dan bermimpi, mereka meminta ingin bekerja seperti di mimpi mereka, hidupnya penuh drama dan gagap menghadapi realita. Kecerdaasan dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan perlu ditingkatkan,” lanjutnya.

Basuki berharap, ada pertumbuhan dan perkembangan psikologis bagi para anak-anak sekarang sehingga bisa berkembang dan tidak terjebak drama yang merugikan diri sendiri.

“Angka indeks pembangunan manusia di Solo perlu dicermati, meski ada perubahan dan kenaikan. Semoga tidak ada lagi pelajar atau mahasiswa yang bunuh diri, karena gagal berdamai dengan dirinya sendiri,” tambahnya.

Terpisah, Pemilik Sepatu Warrior Indonesia, Wahyu Wiji Nugroho, mengatakan belum pernah menangani kesulitan mendapatkan pekerja. Namun, ia menyebut pernah mendapatkan cerita dari teman-teman sesama pengusaha terkait sulitnya mendapatkan pekerja yang sesuai.

“Kalau masalah pekerjaan ini saya kurang begitu paham, tapi yang pernah saya pelajari dan dengar dari teman-teman, generasi sekarang terlalu pilih-pilih untuk mendapatkan pekerjaan. saya pernah dicurhati bahwa anak-anak sekarang terlalu banyak permintaan bahkan untuk wawancara, pelamar kerjanya yang mengatur jadwal, ada lagi yang baru sehari kerja sudah izin,” ujarnya.

Wahyu mengatakan saat ini pengusaha menerapkan ACS Concept untuk mendapatkan karyawan yang sesuai. Meski begitu, ia mengingatkan agar angkatan kerja saat ini lebih bekerja keras menghadapi persaingan ke depannya.

“Perlu diterapkan ACS concept, attitude, comunnication dan skill yang paling dibutuhkan itu sekarang bagaimana anak punya ttitude yang baik, bagaimana mengkomunikasikan diri dan skill. Sejauh ini memang kondisi tidak baik-baik saja karena memang sedang sepi lapangan kerja, dan memang kami harus selalu belajar bekerja keras karena tantangan ke depan tidak hanya bersaing dengan tenaga kerja dalam negeri tapi juga dari luar negeri,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya