SOLOPOS.COM - Beras. (freepik)

Solopos.com, DEPOK–Pemerintah akan mempercepat penambahan stok beras Bulog untuk menghadapi periode Ramadan dan Idul Fitri 2024. Untuk menjaga stabilitas harga, Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga akan mengisi stok-stok beras baik di ritel modern ataupun pasar tradisional.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan dalam rapat sidang kabinet paripurna yang berlangsung Senin (26/2/2024), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kementerian dan lembaga untuk fokus mempersiapkan stok pangan atau kebutuhan bahan pokok guna mencegah kelangkaan atau ketidakstabilan harga.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Hari ini inflasi yang paling tinggi adalah beras. Jadi beras ini menjadi concern dari Pak Presiden [Joko Widodo], percepat top up stoknya Bulog [beras],” ujar Arief, Selasa (27/2/2024), di Depok, Jawa Barat.

Menurut Arief, stok di gudang Bulog setidaknya harus terisi sebanyak 1,2 juta ton beras. Sementara, data terakhir tercatat stok beras berada di angka 800 ribu ton.

Dia menjelaskan beras yang sedang terkirim dari luar negeri atau goods in transit saat ini berada di kisaran angka 500.000 hingga 600.000 ton. “Jadi memang kita harus terus menjaga stok di 1,4 juta ton,” kata Arief, seperti dilansir Antara.

Lebih lanjut, Arief memastikan ketersediaan beras di pasar tradisional dan ritel modern akan selalu aman, meski memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendistribusikannya.

Selain itu, diprediksi beberapa wilayah dalam waktu dekat akan mengalami panen raya seperti di daerah Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Demak, Sumatra Selatan, dan Bintan.

“Terus-menerus kita isi, karena memang kita perlu waktu untuk meng-convert dari 50 kilogram ke 5 kilogram. Tapi saya pastikan bahwa stok ini cukup sampai dengan Lebaran,” tambahnya.

Langkah lain dari Pemerintah untuk menekan atau menurunkan harga beras adalah dengan membanjiri pasar tradisional dan ritel modern dengan beras Bulog atau beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Arief mengklaim saat ini harga gabah sudah mulai terkoreksi, dari yang sebelumnya berkisar antara Rp8.000-Rp8.600, kini rata-rata nasional berada di angka Rp7.100. Dia menyebut harga gabah tersebut memengaruhi harga beras yang akan dijual di pasar.

“Jadi kalau melihat harga beras yang hari ini harganya di bawah Rp13.000, itu adalah beras intervensi dari pemerintah. Karena enggak mungkin penggiling padi bisa memproduksi beras dengan harga di bawah itu tanpa bantuan beras Bulog,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya