SOLOPOS.COM - Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).(Istimewa/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan mengalami pullback ke kisaran 6.900—6.930 pada perdagangan 4—8 September 2023.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa potensi pullback terjadi seiring dengan adanya inidikasi dari Stochastic RSI yang membentuk death cross di overbought area.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“IHSG berpotensi pullback ke kisaran 6900—6930 pada pekan depan. Hal ini terindikasi dari Stochastic RSI yang membentuk death cross di overbought area,” jelasnya dalam riset harian, dikutip Minggu (3/9/2023).

Adapun, Valdy memprediksi bahwa pergerakan IHSG pekan depan akan dibayangi oleh berbagai sentimen, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Dari dalam negeri, IHSG diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh data inflasi Indonesia Agustus 2023 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (1/9/2023).

Sebagaimana diketahui bahwa inflasi Indonesia atau Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di posisi 3,72 persen pada Agustus 2023 secara tahunan. Capaian tersebut lebih tinggi dari konsensus Bloomberg yang terdiri dari 27 ekonom, yang memprediksi bahwa inflasi Agustus 2023 akan naik dengan nilai tengah rata-rata 3,4 persen (year-on-year/YoY).

Selain itu, para pelaku pasar juga akan menantikan rilis data cadangan devisa pada Kamis (7/9/2023) dan Indeks Keyakinan Konsumen Agustus 2023 pada Jumat (8/9/2023). Bergeser ke kawasan Asia, pergerakan IHSG akan diselimuti oleh pengaruh dari perilisan data neraca perdagangan ekspor dan impor Tiongkok pada Kamis (7/9/2023).

Ekspor dan impor Tiongkok diramal akan mengalami kontraksi ke posisi 9,8 persen (YoY) dan 8,8 persen (YoY). Lebih lanjut, Phintraco Sekuritas menyarankan agar pelaku pasar dapat mencermati potensi cuan dari berbagai saham emiten tambang seperti ELSA, ADRO, ITMG, hingga PTBA.

Tidak hanya itu, pasar juga dapat memperhatikan saham yang berpotensi mengalami rebound lanjutan pada pekan depan, seperti MAPI, JPFA, ACES, serta ICBP.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Sebelumnya,  IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (1/9/2023) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup menguat 24,39 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.977,65. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,70 poin atau 0,49 persen ke posisi 966,95.

“Dalam sepekan ini IHSG mengalami kenaikan sebesar 1,19 persen,“ sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat, seperti dilansir Antara.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia periode Agustus 2023 tercatat sebesar 3,27 persen secara year on year (yoy).

Apabila diperinci berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi yang tercatat sebesar 9,65 persen (yoy), yang berkontribusi terhadap inflasi nasional sebesar 1,18 persen.

Komoditas yang memberikan andil inflasi dari kelompok transportasi adalah bensin dengan andil 0,83 persen, tarif angkutan dalam kota 0,09 persen, tarif angkutan antarkota 0,05 persen, serta solar dan tarif kereta api dengan andil masing-masing sebesar 0,03 persen.

Kelompok berikutnya yang mengalami inflasi tertinggi adalah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,51 persen (yoy) dengan andil 0,92 persen.

Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor meningkat yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 1,86 persen, diikuti sektor energi dan sektor industri yang masing-masing naik sebesar 1,54 persen dan 0,77 persen.

Enam sektor terkoreksi yaitu dipimpin sektor transportasi & logistik yang turun minus 2,62 persen, diikuti sektor infrastruktur minus 0,63 persen dan sektor properti minus 0,43 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu DMMX, MEDC, BCIC, RAJA dan BRPT. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni GEMS, GIAA, RELF, MSIE dan GMFI.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.102.064 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,27 miliar lembar saham senilai Rp8,89 triliun. Sebanyak 251 saham naik, 275 saham menurun, dan 225 tidak bergerak nilainya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya