Bisnis
Rabu, 28 Februari 2024 - 08:37 WIB

IHSG Berpotensi Menguat Lagi, Cermati Sederet Saham Ini

Hafiyyan  /  Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang menembus level 7.300 pada perdagangan Rabu (28/2/2024) dengan dorongan sejumlah rekomendasi saham pilihan.

CEO Yugen Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG saat ini masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi wajar di tengah capital inflow yang masih tercatat sepanjang 2024. Laporan kinerja emiten yang mulai rilis masih menjadi penopang pergerakan IHSG hingga saat ini.

Advertisement

“Selain itu salah satu faktor sentimen juga berasal dari stabilnya kondisi perekonomian yang terlihat dari data yang telah terlansir, sehingga IHSG masih berpotensi untuk kembali pada jalur uptrend jangka panjangnya,” paparnya dalam publiksi riset. Hari ini IHSG berpotensi bergerak di rentang 7.202-7.303.

Rekomendasi saham pilihannya adalah ASII, BBNI, BBCA, ICBP, JSMR, ITMG, CTRA, AKRA.

Advertisement

Rekomendasi saham pilihannya adalah ASII, BBNI, BBCA, ICBP, JSMR, ITMG, CTRA, AKRA.

Sebelunya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup menguat dipimpin oleh saham- saham sektor teknologi.

IHSG ditutup menguat 1,50 poin atau 0,02 persen ke posisi 7.285,32. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,09 poin atau 0,11 persen ke posisi 992,68.

Advertisement

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (1/3/2024) akan melaporkan data inflasi Indonesia periode Februari 2024, yang berpotensi naik di tengah lonjakan bahan pokok dan pangan.

Bank Indonesia (BI) pada Kamis pekan lalu mencatat defisit transaksi berjalan 1,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal IV-2023, secara keseluruhan, 2023 defisit mencapai 1,6 miliar dolar AS atau 0,1 persen dari PDB.

Di sisi lain, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 defisit Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), di mana investor di dalam negeri khawatir dengan fenomena twin deficit, karena dapat mengancam perekonomian Indonesia ke depan.

Advertisement

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat yaitu dipimpin sektor teknologi yang meningkat sebesar 0,57 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor energi yang masing- masing naik sebesar 0,39 persen dan 0,02 persen.

Delapan sektor turun yaitu sektor barang konsumen non primer turun paling dalam minus sebesar 0,51 persen, diikuti sektor barang keuangan dan sektor barang konsumen primer yang turun sebesar 0,34 persen dan 0,33 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu MMIX, HUMI, VISI, ARKO dan SMLE. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni OASA, BULL, RGAS, LMAX, dan UDNG.

Advertisement

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.308.013 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,78 miliar lembar saham senilai Rp10,19 triliun. Sebanyak 235 saham naik, 308 saham menurun, dan 231 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif