Bisnis
Selasa, 6 Februari 2024 - 15:10 WIB

Disebut Ganjar di Debat Capres terkait Laptop Murah, Ini Profil PT Len Industri

Newswire  /  Rohmah Ermawati  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PT Len Industri (Persero). (len.go.id)

Solopos.com, JAKARTA–Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, dalam debat terakhir Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta, Minggu (4/2/2024) malam, menyatakan akan menugaskan secara khusus PT Len Industri (Persero) untuk mewujudkan kedaulatan manufaktur telekomunikasi dan TI Indonesia. Berikut profil singkat tentang PT Len Industri.

Rencana penugasan PT Len Industri yang profilnya diulas dalam artikel ini menjadi bagian dari tiga langkah strategis Ganjar bersama calon wakil presiden Mahfud Md. untuk membangun kedaulatan manufaktur telekomunikasi dan teknologi informasi (TI) di Indonesia jika keduanya terpilih menjadi presiden dan wakil presiden RI dalam Pemilu 2024.

Advertisement

Menurut Ganjar, strategi pertama adalah mendorong sektor swasta untuk gawai masuk ke sistem E-Katalog. “Kita punya industri swasta untuk gadget. Pabriknya ada di Semarang, harganya terjangkau, lebih murah. Kalau itu bisa masuk E-Katalog kita, sebenarnya kita bisa membantu dia,” kata dia dilansir Antara, Minggu.

“Atau yang kedua, kita bisa menugaskan kepada PT Len [Idustri]. Kalau enggak salah dulu pernah akan dibuat ini, satu komputer satu laptop harga maksimum Rp 1 juta. Sayang kalau ini tidak kita pastikan tanpa penugasan dari pemerintah, maka tidak pernah selesai,” tambah dia.

Advertisement

“Atau yang kedua, kita bisa menugaskan kepada PT Len [Idustri]. Kalau enggak salah dulu pernah akan dibuat ini, satu komputer satu laptop harga maksimum Rp 1 juta. Sayang kalau ini tidak kita pastikan tanpa penugasan dari pemerintah, maka tidak pernah selesai,” tambah dia.

Ganjar mengungkapkan strategi terakhir adalah bergandengan dengan industri telekomunikasi dan TI luar negeri untuk mendukung transfer teknologi.

“Kalau tidak, pilihannya adalah bergandengan tangan dengan industri yang ada di luar dengan brand-brand internasional, tetapi, pabriknya di Indonesia. Politik ini kalau kita mau komparasikan, di India pernah melakukan, sehingga transformasi pengetahuannya, teknologinya, semua akan bisa dilakukan, dan kita akan mendapatkan nilai tambah,” kata dia.

Advertisement

Mengutip laman resminya, Selasa (6/2/2024), PT Len Industri yang berkantor pusat di Jl. Soekarno Hatta 442 Bandung 40254, Jawa Barat, mempunyai karyawan organik sebanyak 488 orang, dipekerjakan ke anak perusahaan 92 orang, serta karyawan nonorganik sejumlah 323 orang.

Menurut sejarahnya, PT Len Industri (Persero) berasal dari Lembaga Elektroteknika Nasional (LEN) yang didirikan pada 1965 dan merupakan salah satu unit penelitian dan pengembangan di lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). LEN mencakup bidang- bidang elektronika, tenaga listrik, telekomunikasi dan komponen.

LEN kemudian berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai entitas bisnis independen pada 1991 dengan nama PT Len Industri (Persero). Len Industri dipercaya menjadi kontraktor utama instalasi peralatan persinyalan pada 1996 setelah merintis sejak tahun 1983.

Advertisement

Lalu terjadilah krisis moneter Asia yang dimulai di Thailand pada 1997. Krisis tersebar dengan cepat ke seluruh Asia Timur dan menghancurkan ekonomi Indonesia. Selama era ini, Len Industri bertahan hidup menjadi kunci strategi dengan mengembangkan bisnis consumer good dan menerima berbagai jenis kontrak kerja agar bisnis tetap berjalan.

Len Industri memiliki lini bisnis sistem transportasi, sistem navigasi, energi baru terbarukan, telekomunikasi, elektronika pertahanan, dan sistem kontrol. Di tengah serbuan dan dominasi teknologi persinyalan luar negeri, teknologi persinyalan Electro Mechanical Interlocking Len kali pertama dipasang di Stasiun Tagogapu, Jawa Barat, tahun 2001.

Len juga berhasil memperoleh kontrak kerja di antaranya pembuatan sistem navigasi Kapal Angkatan Laut RI dan peluru kendali antipesawat terbang, untuk pertahanan laut dan udara akibat embargo suku cadang dari Barat (2004), sistem Interlocking Elektronik Len diresmikan di Stasiun Slawi pada 22 Februari 2005, mengekspor pemancar TV VHF hasil karya rancang bangun anak bangsa ke Malaysia (2005).

Advertisement

Len juga menangani Ratusan SBNP (Sarana Bantu Navigasi Pelayaran) mercusuar bertenaga surya di titik-titik terluar perbatasan Nusantara (2006) serta ekspor pemancar TV ke negara tetangga Timor Leste (2007).

Telekomunikasi Berbasis Serat Optic

Len Industri dalam paparan profil berhasil mendapatkan kontrak ekspor software kapal perang dari perusahaan besar asal Eropa, tepatnya pada bulan Oktober 2013. Kontrak kerja tersebut memberikan warna baru bagi perusahaan, terutama dalam kiprahnya di sektor pertahanan sekaligus membuktikan bahwa Len Industri telah dipercaya oleh industri pertahanan kelas dunia.

Selanjutnya, Len Industri menerapkan model bisnis investasi dengan membangun IPP (Independent Power Producer) PLTS terbesar dan pertama di Indonesia berkapasitas 5 MWp di Kupang NTT dan diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada 27 November 2015.

Sementara itu, jalur kereta Double Track Lintas Utara Jawa Cirebon-Surabaya sepanjang 435 Km melewati 55 stasiun yang mulai beroperasi pada 2014 menggunakan teknologi persinyalan Len Industri serta dilengkapi dengan perangkat telekomunikasi berbasis serat optic.

Peran PT Len Industri dalam memenuhi kebutuhan alutsista miiliter RI semakin signifikan, antara lain dengan menyediakan 734 Alkom Manpack Radio VHF untuk Kementerian Pertahanan, 40 radio perbatasan RI-Malaysia, CMS (Combat Management System) di 8 buah KRI, Sistem Interkom, serta pengembangan IFF (Identifier Friend or Foe) dan perbaikan Radar KRI.

Pada 2020, Kementerian BUMN RI merancang penggabungan BUMN dalam beberapa klaster. Dalam pembagian klaster ini, Len masuk ke dalam Klaster Industri Manufaktur Sub-klaster Industri Pertahanan dan ditunjuk sebagai ketua tim percepatan proses holding membawahi BUMN Industri Pertahanan lain, seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana, dan PT PAL Indonesia. Pembentukan holding BUMN Industri DEFEND ID diresmikan pada tahun 2022.

Tahun 2020 juga merupakan tahun yang cukup sulit dan menantang bagi Len Industri. Adanya pandemi Covid-19 memberi berdampak signifikan pada kondisi bisnis dan keuangan perusahaan. Meski demikian, Len tetap mengusahakan untuk dapat menyelesaikan proyek-proyek tersebut dengan baik dan tepat waktu.

Beberapa proyek besar terbaru yang ditangani Len INdustri antara lain: Sistem Informasi Intelijen, CTDLS (Communication Tactical Data Link), Sintel Jatinegara-Bogor dan Manggarai-Jakarta Kota, 14.000 PJUTS (Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya) di 33 provinsi serta pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi kereta Lintas Makassar-Parepare Trans Sulawesi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif