Bisnis
Senin, 29 Januari 2024 - 18:00 WIB

Dinilai Prospektif, Pengembang Gim Lokal di Solo Berjejaring

Galih Aprilia Wibowo  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi game online. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Potensi pengembang game atau gim lokal di Solo dinilai semakin prospektif. Munculnya game studio baru membuat developer game rutin berjejaring.

Founder Gaco Games, Jo Nindyo, merintis game studio miliknya sejak 2018 lalu. Dia menyebut para pengembang game lokal di Solo membentuk jejaring dan sering mengadakan event bersama.

Advertisement

Menurutnya, industri game di Solo bisa dibilang cukup berkembang, berbeda di kota besar lainnya. Pihaknya saat ini telah merilis dua game, yaitu Epic Conquest 1 dan Epic Conquest 2.

“Kami memang enggak setahun rilis satu game. Tapi kami maintenance selama empat tahun misalnya. Ini proses game ketiga,” ujar dia saat dihubungi Solopos.com, pada Senin (29/1/2024)

Advertisement

“Kami memang enggak setahun rilis satu game. Tapi kami maintenance selama empat tahun misalnya. Ini proses game ketiga,” ujar dia saat dihubungi Solopos.com, pada Senin (29/1/2024)

Jo mengaku memang berfokus pada mobile game, namun ada beberapa game studio yang memilih mengembangkan game personal computer (PC).

Dia mengaku memanfaatkan pangsa pasar pengguna game penyuka animasi asal Jepang atau anime. Dengan banyaknya peminat anime, game studio miliknya mengembangkan game bertema anime baik dari segi karakter, dan lainnya.

Advertisement

Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI), Cipto Adiguno, menguraikan potensi dan prospek bagi para pengembang game atau gim lokal masih besar dan menjanjikan.

Cipto menjelaskan lebih dari 190 juta penduduk Indonesia bermain gim. Hal itu menjadikan Indonesia negara pemain gim ke-16 terbesar di dunia, bahkan ke-8 terbesar bila hanya gim mobile atau handphone.

Selain itu, menurut Cipto, gim lokal mulai menemukan kesuksesan di PC misalnya di platform Steam, Epic Game Store. Serta game konsol, seperti PlayStation, Nintendo, dan Xbox.

Advertisement

“Sejak 2020, setiap tahun selalu ada gim lokal yang menembus penjualan 1 juta dolar,” ujar Cipto melalui e-mail beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, kesuksesan ini berkebalikan dengan selera pemain di Indonesia, yang mayoritas menikmati gim mobile. Menurut Cipto hanya segelintir gim buatan lokal yang disukai pemain negeri sendiri.

Saat ini, pihaknya tengah mengembangkan industri game melalui tiga pilar. Pertama dengan pengembangan bisnis, seperti bekerja sama dengan Kementerian Parwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Advertisement

Misalnya dengan cara mengirim delegasi industri ke acara bisnis luar negeri ke GDC San Francisco, Amerika Serikat dan Gamescom Cologne di Jerman.

Dilansir dari bisnisindonesia.id, Senin (21/8/2023), berdasarkan data Statista pasar industri gim lokal pada 2020 mencapai US$1,68 miliar atau sekitar Rp24 triliun.

Dengan angka tersebut, Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar di Asia Tenggara dan ke-17 di pasar dunia. Sayangnya, lebih dari 95% pendapatan pasar industri gim lokal berlabuh ke gim-gim asal luar negeri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif