SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung rupiah. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (18/4/2024) dibuka meningkat karena aksi ambil untung (profit taking) setelah penguatan dolar Amerika Serikat (AS) belakangan ini.

Pada awal perdagangan Kamis pagi, rupiah naik (rebound) 43 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.177 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.220 per dolar AS.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Rupiah diperkirakan berpotensi rebound terhadap dolar AS dan imbal hasil obligasi AS yang terkoreksi turun. Koreksi ini murni aksi profit taking dari kenaikan yang sangat besar sepekan ini,” kata analis mata uang Lukman Leong di Jakarta, Kamis seperti dilansir Antaranews.

Lukman menuturkan dolar AS terimbas aksi profit taking karena telah menguat sangat besar belakangan ini. Umumnya para pedagang (trader) berkonsolidasi di tengah absennya data dan peristiwa ekonomi penting dalam beberapa hari ke depan.

Imbal hasil obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun turun ke 4,579 persen dari sebelumnya yang hampir mencapai 4,7 persen. Dia memperkirakan nilai tukar rupiah bergerak di rentang Rp16.150 per dolar AS sampai dengan Rp16.250 per dolar

Sebelumnya tekanan inflasi diperkirakan menurun pada Mei dan Agustus 2024 mendatang seiring dengan normalisasi aktivitas masyarakat setelah Lebaran. Survei yang digelar Bank Indonesia ini terjadi di tengah melonjaknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga menembus Rp16.200.

Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI), Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada Mei 2024 tercatat sebesar 146,1, jauh menurun dari April 2024 yang mencapai 165,9.

“Perkiraan penurunan IEH Mei 2024 terutama seiring dengan normalisasi aktivitas masyarakat pasca Idulfitri,” kata Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi, Rabu (17/4/2024) seperti dilansir Bisnis.

Lebih lanjut, Indeks Ekspektasi Harga Umum pada Agustus juga tercatat menurun menjadi sebesar 136,9, dari bulan sebelumnya yang sebesar 146,7. Sebagaimana diketahui, laju inflasi di dalam negeri kembali meningkat dan mencapai 0,52% secara bulanan atau 3,05% secara tahunan pada Maret 2024.

Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi harga bergejolak atau volatile food yang mencapai 10,33% secara tahunan pada periode tersebut. Secara bulanan, inflasi volatile food mencapai 2,16%.

Peningkatan inflasi pada komponen ini disumbang terutama oleh inflasi komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, dan beras. Pada kesempatan sebelumnya, Erwin mengatakan bahwa peningkatan harga komoditas pangan, terutama beras dipengaruhi oleh faktor musiman periode Ramadan dan pergeseran musim tanam akibat dampak El-Nino.

BI memperkirakan inflasi volatile food akan kembali menurun seiring dengan peningkatan produksi akibat masuknya musim panen dan dukungan sinergi pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.

“Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024,” kata Erwin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya