SOLOPOS.COM - Warga Baki, Sukoharjo, Nunuk menjual nasi liwet buatannya di Kampus 4 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (4/11/2023).(Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok seperti beras, gula, sampai cabai rawit akhir-akhir ini dikeluhkan pedagang makanan. Apalagi dampaknya terasa sampai keuntungan berkurang.

Keadaan ini seperti itu membuat pedagang nasi liwet asal Baki, Sukoharjo, Nunuk harus menyiasati harga bahan pokok yang konsisten tinggi. Terutama kenaikan harga ayam kampung, cabai rawit, sampai beras yang membuat ongkos produksinya kian mahal. 

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Meski begitu, sejak tiga tahun lalu dia merasa enggan menaikkan harga lantaran kebanyakan pelanggan adalah mahasiswa sekitar. Dia menyadari kemampuan dan daya beli mahasiswa tidak seberapa. Demi mereka, Nunuk rela keuntungannya menipis.

Mboten diunggahke wae pelanggan mboten podo moro, opo meneh nek diunggahke, malah bubar mengkeh. Padahal bahan wes ganti rego [Tidak dinaikkan harganya saja pelanggan tidak datang, apa lagi kalau dinaikkan, malah bubar nanti. Padahal harganya sudah beda],” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (4/11/2023).

Cabai rawit merah yang digunakan sebagai bahan sayur labu siam misal, kini dipasaran naik menjadi Rp80.000/kg. Terpaksa dia kurangi agar dia masih bisa untung. Tidak jarang dia harus tombok. 

“Lombok sret [cabai rawit merah] kulo paringi sekedik, mboten katah [saya kasih sedikit tidak banyak].  Niki ajeng pemilu kok malah nopo-nopo larang[ Ini mau pemilu kok malah apa-apa mahal]. Keuntungan ya berkurang, tapi alhamdulillah saget kangge [bisa buat] ongkos jalan,” kata Nunuk.

Belakangan, dia sedikit lega lantaran harga telur di pasar sudah mulai turun meski hanya Rp1.000 dari sebelumnya Rp30.000/kg dan sekarang mendapat Rp29.000. 

Guna menyiasati agar tetap untung, dia terkadang membeli ayam pejantan ketika harga ayam kampung sedang mahal. “La kemarin ayam kampung sampai seratus lebih, pembeli dinaikkan tidak mau. Ya sudah kasih ayam pejantan,” kata dia.

“Nanti kalau ditanya, ini ayam kampung? Ya kampung Baki. Ya kan rumahku Baki, yang penting tidak bohong,” kata dia sambil bercanda. Namun dia selalu bilang apa adanya kepada pembeli terkait ayam apa yang disajikan di atas pincuk itu.

Nasi liwet buatannya dijual mulai harga Rp7.000 tanpa tambahan lauk, hanya suwiran ayam. Sedangkan jika ditambah telur menjadi Rp9.000. Jika ditambah sayap ayam Rp15.000 dan nasi liwet dan paha atas hanya Rp18.000. 

Di tidak pernah menghitung berapa pincuk nasi liwet dia jual kepada pelanggan, paling tidak bisa sampai ratusan. Yang pasti dia menghabiskan 8 kg beras pada akhir pekan, sedangkan pada hari biasa 5kg sampai 6 kg.

Setidaknya, dari berjualan nasi liwet itu bisa meluluskan dua anaknya sebagai sarjana. Kini keduanya sudah bekerja. Sedangkan kini, tinggal membiayai dua anaknya yang masing-masing masih SMP dan kuliah. “Perjuangan bareng bapak [suami]. Ini bapak nukang,”ujarnya.

Nunuk sendiri, saban hari harus bangun tengah malam untuk segera bergegas memasak. Bahan-bahan yang sudah didapatkan dari pasar kemudian diolah. Tidak ada yang membantu, dia sendiri yang mempersiapkan nasi liwet untuk dijual di dekat Kampus IV Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (4/11/2023) pagi.

Dia berjualan kira-kira ketika matahari sudah terbit hingga dagangannya habis. Setelah semua dagangannya terjual, dia tidak segera pulang. Melainkan harus mencari bahan di pasar untuk kemudian dimasak pada tengah malam.

“Istirahatnya sehabis Isya terus langsung tidur, kecuali kalau ada pengajian ya tidurnya pukul 21.00 WIB sampai 22.00 WIB,” kata dia.

Sudah sebelas tahun dia menjalani rutinitas itu. Meski sudah lama, dia merasa tidak perlu menyewa ruko. Cukup menggelar tikar di trotoar untuk pembeli yang ingin makan di tempat. 

Sementara itu, Kepala Pasar Legi Solo, Nur Rahmadi, kepada Solopos.com, Minggu (5/11/2023) mengatakan harga cabai rawit merah konsisten tinggi sejak akhir Oktober 2023. Padahal sebelumnya harga cabai rawit merah konsisten di harga Rp60.000

Pada 30 Oktober 2023 harga cabai rawit merah mencapai Rp70.000/kg, sedangkan cabai merah besar Rp35.000/kg, cabai merah keriting Rp54.000/kg, dan cabai rawit hijau Rp45.000/kg.

Rahmad mengatakan hingga 5 November 2023 harga cabai masih tinggi di pasaran. Seperti cabai merah besar Rp45.000/kg, cabe merah keriting  Rp56.000/kg, cabe rawit merah Rp75.000/kg, dan cabe rawit ijo Rp50.000/kg. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya