SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi (freepik)

Solopos.com, SOLO – Memulai berinvestasi ternyata tidak harus dimulai dengan modal besar. Bahkan dengan uang Rp10.000 saja, masyarakat khususnya para pemula, bisa langsung berinvestasi. Bahkan di era serba digital sekarang, investasi bisa dilakukan tanpa ribet karena hanya melalui daring.

Kemajuan teknologi memang kian mendorong investor-investor baru di kalangan anak muda untuk berinvestasi. Apalagi didukung pilihan investasi yang sangat terjangkau untuk kantong anak muda. Hal itu diakui oleh Wealth Management Business Head PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga), Masagus Tirza, kepada Solopos.com, melalui Zoom Meeting pada Rabu (13/12/2023).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Tirza menguraikan CIMB Niaga telah merambah ke pasar modal untuk memperluas instrumen investasi yang ditawarkan, selain produk dari perbankan seperti deposito dan sebagainya. Seiring perkembangan teknologi, kini ada banyak kemudahan akses dan kemudahan informasi sebagai langkah awal untuk berinvestasi.
“Dulu nasabah kalau mau beli produk investasi harus datang ke bank. Kalau sekarang bisa menggunakan aplikasi OCTO Mobile dan OCTO Clicks dari CIMB Niaga,” terang Tirza.

Menurut dia, ada setidaknya tiga keuntungan yang ditawarkan kepada masyarakat untuk memudahkan mereka berinvestasi. Tiga keuntungan tersebut antara lain most complete, most affordable, dan most accessible alias terlengkap, terjangkau, dan mudah diakses.

Dalam konteks terlengkap, CIMB Niaga menyediakan sedikitnya 72 reksa dana dan lebih dari 270 produk obligasi baik dari pemerintah maupun korporasi yang bisa menjadi pilihan masyarakat.

Sedangkan terjangkau lantaran bank tersebut menawarkan beberapa produk reksa dana yang bisa dimiliki mulai harga Rp10.000. CIMB Niaga juga menawarkan kemudahan investasi secara online. Tirza menambahkan bagi calon investor yang membutuhkan konsultasi secara langsung pun dilayani melalui lebih dari 400 cabang CIMB Niaga di Indonesia.

Dengan begitu banyaknya kemudahan berinvestasi, Tirza menyebut seharusnya masyarakat, khususnya anak muda, tidak ragu lagi memulai investasi. Untuk memulai, calon investor harus memilih tempat investasi yang sudah terpercaya, yaitu yang sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti di CIMB Niaga. Investor pemula juga perlu membuat profil risiko dan single investor identification (SID) untuk bisa bertransaksi di pasar modal.

Ada beberapa profil risiko yang menjadi acuan investor untuk memilih instrumen investasi yang relevan. Profil risiko tersebut meliputi defensive, conservative, balanced, growth, dan aggressive. Masing-masing profil risiko mencerminkan karakteristik tertentu.

Misalnya, profil risiko aggressive cenderung menginginkan return yang tinggi walaupun dengan volatilitas yang tinggi pula. Investor dengan profil risiko rendah, misalnya conservative cenderung cocok pada instrumen pasar uang dengan volatilitas cukup stabil dan cocok untuk investasi jangka pendek.

Tirza melanjutkan bagi investor pemula lebih disarankan untuk membagi portofolio instrumen investasi yang dipilih dengan memperhatikan risk and return yang bisa diterima. Ada beberapa instrumen yang bisa dipilih, misalnya reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran yang merupakan gabungan dari saham dan obligasi.

Menuju 2024, Tirza menyebut ada beberapa sektor investasi yang prospektif, salah satunya adalah consumer goods. Tirza mengungkapkan akhir 2023 dan awal 2024 merupakan waktu yang tepat untuk membeli obligasi. Hal ini sejalan dengan dengan kecenderungan The Fed, dan akan diikuti dengan BI, untuk menurunkan tingkat suku bunga.

“Harga obligasi berbanding terbalik dengan suku bunga. Ketika suku bunga The Fed turun, harga obligasi akan naik. Obligasi cukup menarik untuk dibeli sekarang sampai awal tahun depan. Dikumpulkan sedikit-sedikit, ketika suku bunga The Fed turun, bisa dijual,” jelas dia.

Rangkul Investor Muda melalui Penguatan Literasi Investasi

Tirza menyebut langkah yang tepat untuk memulai berinvestasi adalah dilakukan sedini mungkin. Oleh sebab itu, pihaknya mulai merangkul investor-investor muda dengan melakukan edukasi untuk penguatan literasi investasi pada kalangan mahasiswa. Seperti yang dilakukan melalui Wealth Xpo on Campus di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo beberapa waktu lalu.

Wealth Xpo juga digelar di kota-kota besar lain, seperti Jakarta, Bali, Batam, dan Pontianak. Menurut dia, upaya ini juga menjadi cara memajukan industri investasi agar investor pemula tidak terjebak fenomena fear out of missing out (FOMO) yang berimbas pada kecenderungan terjebak investasi bodong.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya