SOLOPOS.COM - Ilustrasi sembako. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SOLO —Untuk memastikan ketercukupan cadangan pangan, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah pusat. Perlu peran masyarakat dan pemerintah daerah dalam mendukung hal itu.

Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Sujarwanto Dwiatmoko, mengaku prihatin dengan naiknya harga beras dalam dua pekan terakhir. Dimana menurutnya kenaikan harga yang terjadi cukup tidak wajar.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Sebab harga beras medium rata-rata di Jateng per 23 Februari sudah mencapai [Rp]16.300 [/kg]. premium rata-rata sudah di atas [Rp]18.700[/kg]. Kenapa ini menjadi tidak wajar? Sebab harga gabah kering panen juga sudah di atas Rp8.000. Padahal harga pokok pembelian pemerintah harga gabah kering panen masih di harga [Rp]5.400,” kata dia dalam Webinar Sapa BUMN: ID Food, Bulog, dan Stabilitas Harga Pangan Jelang Ramadan yang digelar Solopos Media Group, Selasa (27/2/2024).

Melihat kondisi itu, Pemerintah Provinsi Jateng terus mencari titik persoalan yang menjadi pemicu. Jika melihat dari sisi pasokan, mungkin hal itu juga berpengaruh. Sebab panen saat ini, menurutnya, tidak seperti pola tahun lalu. Tahun ini sedikit terlambat karena panen baru mulai di Februari dan akan masuk panen raya di Maret sampai pertengahan April nanti.

Dia menjelaskan dari beberapa lahan yang sudah panen, ternyata hasilnya bagus. Dimana provitasnya mendekati 7 ton per hektar.

“Sedangkan untuk gabah kering panen memang benar, sudah di atas Rp8.000 dan ternyata pembeli tidak dari Jateng saja tapi ada dari Jawa Barat. Kalau kami melihat itu, maka di sini ada pelaku di luar petani yang koleksi hasil panen dan mereka pasti kemudian mengatur stok di tingkat masing-masing usaha mereka,” kata dia.

Sementara dari hasil koordinasinya dengan Bulog Jateng, saat ini stok di Bulog Jateng masih mencukupi untuk dua bulan ke depan. Sementara saat ini sudah ada yang panen dan puncaknya ada di pertengahan April nanti. Untuk itu dia berharap masyarakat tidak perlu khawatir dari sisi stok.

Sementara itu Pemerintah Provinsi Jateng juga mengajak agar di lingkup desa di Jateng benar-benar memiliki lumbung. Menurut Sujarwanto, penguatan kelembagaan petani sangat penting, agara petani memiliki kapasitas untuk melalukan stok di tingkat desa.

“Kalau anggaran di desa bisa digunakan untuk manajemen panen, ini akan luar bisa. Kemudian pemerintah kabupaten bisa melakukan strategi untuk membuat sistem logistik di daerah. Untuk tingkat provinsi, hal itu sudah dilakukan. Hari ini stok provinsi yang bisa digerakkan setiap saat ketika terjadi kelangkaan panen pangan, kami masih punya stok beras sampai 200 ton lebih,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya