SOLOPOS.COM - Warga membaca informasi mengenai fitur paylater dari Bank BCA, di Solo, pada Kamis (12/10/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga di Soloraya mengaku belum tertarik mencoba fitur buy now pay later alias paylater yang diluncurkan oleh perbankan.

Seperti diketahui bank-bank besar mulai terjun ke bisnis paylater seiring dengan perkembangan pengguna dan transaksi yang terus meningkat. Salah satu warga, Harsetya, mengaku belum tertarik menggunakan paylater yang ditawarkan dari pihak perbankan. Warga Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo ini bahkan ia belum mengetahui Bank BCA telah meluncurkan fitur ini.

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Selama ini ia memakai fitur paylater dari Shopee untuk kebutuhan sehari-hari. Misalnya, membeli oli motor seharga Rp100.000. Selain itu, ia juga memilih membayar listrik memakai paylater karena praktis. Ia menyebut menggunakan paylater karena malas top up Shopeepay.

Biasanya dalam sebulan ia membayar Rp500.000 untuk biaya listrik menggunakan paylater. Selain menggunakan paylater dari Shopee, dia mengaku juga menggunakan kartu kredit dari CIMB Niaga. Oleh sebab itu, ia tidak tertarik menggunakan platform lain yang menawarkan paylater.

Walaupun menggunakan paylater, dia mengaku masih cukup mudah mendapatkan KPR. Sebab, ia selalu melunasinya tepat waktu. “Enggak tertarik [pakai paylater perbankan], sudah ada paylater Shopee sama credit card dari CIMB Niaga,” paparnya kepada Solopos.com, pada Kamis (12/10/2023).

Warga Wonogiri, Sigit, mengaku juga kurang mengetahui fitur paylater yang dirilis Bank BCA. Selama ini ia memakai paylater dari Shopee dan pinjaman online dari Kredivo. Ia memilih menggunakan paylater dari Shopee karena terhubung langsung ke e-commerce. Fitur ini membuatnya semakin mudah berbelanja. Biasanya ia memakai paylater untuk kebutuhan fesyen dengan harga di bawah Rp200.000.

Sementara itu, berdasarkan data dari platform survei online, Populix berjudul Data Populix Buy Now Pay Later: Solusi Praktis saat Keuangan Kritis ada beberapa alasan orang menggunakan paylater. Fitur paylater dimanfaatkan oleh banyak konsumen untuk membeli kebutuhan penting saat kondisi keuangan tidak mencukupi.

Dalam survei tersebut juga menyebut rendahnya penetrasi kartu kredit di Indonesia juga membuat fitur paylater menjadi alternatif bagi mereka yang ingin mengambil cicilan dengan proses yang mudah. Alasan terbesar menggunakan paylater adalah untuk membeli kebutuhan mendesak saat uang terbatas, untuk membeli barang dengan cicilan jangka pendek, demi mendapatkan promo menarik, tidak punya kartu kredit, dan untuk kebutuhan hiburan.

Survei ini dilakukan kepada 857 responden. Sebanyak 62% perempuan dan sisanya responden laki-laki. Mayoritas responden berusia 18 tahun hingga 24 tahun yaitu sebanyak 56%. Kemudian disusul dengan kelompok usia 25 tahun hingga 30 tahun.

Dari survei tersebut terungkap sebanyak 68% mengaku pernah menggunakan fitur bayar nanti atau paylater. Sementara ada 32% yang belum pernah memakai fitur paylater. Ada beberapa alasan mereka enggan menggunakan fitur ini.

Konsumen paling banyak menggunakan fitur paylater di Shopee. Masing-masing layanan umumnya menjadi opsi pembayaran yang bisa dipilih saat melakukan transaksi menggunakan dompet digital atau saat belanja di online marketplace favorit.

Mayoritas konsumen mengetahui informasi tentang layana paylater dari e-commerce dan media sosial. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan saat memilih layanan paylater, meliputi diawasi dan terdaftar di OJK, kemudian besar kecilnya bunga dan tersedia di berbagai merchant atau e-commerce.

Sementara itu, kisaran harga produk yang banyak dibeli oleh konsumen dengan metode cicilan atau paylater, yaitu tidak lebih dari Rp500.000. Menariknya, fitur paylater biasa dipilih oleh responden perempuan untuk membeli produk fashion, kesehatan dan kecantikan. Sedangkan laki-laki memanfaatkan fitur paylater untuk mencicil pembayaran saat membeli produk elektronik dan gadget.

Dalam data yang dihimpun Bisnis.com, secara nasional, pada 2022 pertumbuhan pengguna paylater tiga kali lebih besar dibandingkan kartu kredit. Secara nominal, kenaikan penggunanya mencapai Rp300 miliar pada rentang Agustus 2022 hingga September 2022.

Namun, paylater juga menciptakan sisi negatif, rasio kredit bermasalah dari layanan paylater memiliki tunggakan yang terus meningkat. Pada 2022, kenaikannya mencapai 222,92 persen dibandingkan 2021. Berdasarkan pelaporan yang dikutip dari Bisnis.com, debitur produk paylter berusia 21–30 tahun sebanyak 53,54 persen pada pelaporan Agustus 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya