Bisnis
Kamis, 2 November 2023 - 05:17 WIB

The Fed Tetap Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,25%-5,5%, Ini Alasannya

Muhammad Ridwan  /  Antara  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan saham. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yakni Federal Reserve atau The Fed menetapkan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil pada level tertinggi dalam 22 tahun pada kisaran 5,25%-5,5%.

Dalam pertemuan yang digelar pada Selasa (31/10/2023) waktu setempat dan Rabu (1/11/2023), beberapa poin penting disampaikan saat pengumuman. Pernyataan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) sebagian besar tidak berubah.

Advertisement

Pejabat The Fed mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil dan membiarkan kemungkinan kenaikan lebih lanjut. Pejabat The Fed juga menambahkan persetujuan untuk memperketak kondisi keuangan. Ketua The Fed, Jerome Powell tidak secara eksplisit mengesampingkan kenaikan suku bunga untuk di masa depan.

Dia menegaskan kembali bahwa The Fed bergerak dengan kecepatan pada pertemuan demi pertemuan dan diperlukan lebih banyak data untuk menunjukkan bahwa inflasi turun secara berkelanjutan. Powell juga mengatakan masih ada jalan panjang untuk mengembalikan inflasi ke target yang ditetapkan The Fed. Namun, beberapa catatan penting dalam pidato yakni, Powell juga melontarkan pernyataan yang cukup dovish.

Advertisement

Dia menegaskan kembali bahwa The Fed bergerak dengan kecepatan pada pertemuan demi pertemuan dan diperlukan lebih banyak data untuk menunjukkan bahwa inflasi turun secara berkelanjutan. Powell juga mengatakan masih ada jalan panjang untuk mengembalikan inflasi ke target yang ditetapkan The Fed. Namun, beberapa catatan penting dalam pidato yakni, Powell juga melontarkan pernyataan yang cukup dovish.

Powell mengatakan perkiraan kemanjuran akan semakin terkikis seiring dengan berjalannya waktu yang berpotensi menjadi sinyal dukungan untuk satu kali kenaikan suku bunga semakin berkurang.

Sementara itu, salah satu yang membantu The Fed untuk tidak menaikan suku bunga adalah adalah imbal hasil surat utang AS. Pengetatan tambahan pada kondisi keuangan memberikan kontribusi bagi upaya The Fed.

Advertisement

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (1/11/2023) sore ditutup melemah seiring adanya kekhawatiran pasar bahwa The Fed akan bersikap hawkish.

IHSG ditutup melemah 109,79 poin atau 1,63 persen ke posisi 6.642,42. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 13,46 poin atau 1,51 persen ke posisi 878,87.

“Kami memperkirakan, pelemahan IHSG disebabkan beberapa hal, antara lain pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang dikarenakan sinyal hawkish dari The Fed,” ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana di Jakarta seperti dilansir Antara, Rabu.

Advertisement

Didit melanjutkan, sentimen juga datang dari rilis data perekonomian China yang menunjukkan adanya perlambatan setelah rilis data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang terkontraksi ke level 49.

Selain itu, investor masih cenderung wait and see terhadap The Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting yang akan selesai pada Kamis (2/11/2023) dini hari waktu Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif