SOLOPOS.COM - Pengunjung mencicipi makanan pada acara Solo Kuliner Festival 2024 di Stadion Manahan Solo, Jumat (10/5/2024). Ratusan tenant yang mengikuti kegiatan Solo Kuliner Festival tersebut menjual berbagai kuliner mulai dari kuliner tradisional hingga kuliner modern yang dijual mulai Rp5.000 hingga Rp20.000. Kegiatan yang berlangsung hingga 12 Mei 2024 tersebut untuk mempromosikan makanan atau kuliner khas Kota Solo kepada masyarakat. (Solopos/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO — Ketua Indonesian Chef Association (ICA) BPD Jawa Tengah (Jateng), Hendro Purwanto menilai beragam kuliner di Kota Solo bisa menjadi bekal potensial untuk menggaet wisatawan. Menurut Hendro, Kota Solo menjadi salah satu pilihan destinasi kuliner di Indonesia setelah Bandung.

“Kalau di Solo, [kuliner] itu 24 jam jadi tanpa tidur. Ini cukup potensial dengan makanan unggulan di Solo, contohnya tengkleng, dawet,” kata dia saat ditemui Solopos.com, di sela-sela acara Solo Indonesia Culinary Festival 2024, di Parkir Timur Stadion Manahan Solo, Jumat (10/5/2024).

Promosi Jelang HUT ke-59, Telkom Gelar Customer Gathering hingga Beri Bantuan ke UMKM

Dengan potensi tersebut, Hendro menilai wisatawan mancanegara ataupun domestik cukup tertarik untuk berkunjung ke Kota Bengawan.

Menurutnya, kuliner di Solo bercita rasa manis. Kuliner di Solo juga selalu dipadukan dengan budaya karena adanya pengaruh dari Keraton Solo misalnya Selat Solo dan bistik yang juga mengadopsi makanan barat.

Dalam kesempatan yang sama, dia menjelaskan sebagai asosiasi pihaknya berfokus untuk menjaga dan melestarikan, serta mengedukasi masyarakat agar kuliner tradisional Nusantara bisa diwariskan ke generasi berikutnya.

“Karena adanya westernisasi atau masuknya budaya-budaya makanan barat kemudian makanan Korea. Nah ini anak-anak generasi sekarang itu lebih mengenal dunia barat bukan makanan asli Indonesia atau lokal. Ini tugas kami tugas dari para praktisi kuliner untuk mengedukasi ke generasi-generasi ini generasi muda supaya mencintai kuliner Indonesia,” kata dia.

Salah satu caranya adalah memberikan kesempatan untuk lomba memasak dan sosialisasi, serta dengsn memasukkan kuliner Indonesia ke kurikulum sekolah dengan jurusan tata boga.

Untuk menjaga eksitensi makanan tradisional, Hendro menyebut makanan di Indonesia harus dikemas secara menarik karena akan memberikan daya tarik tersendiri.

“Tanpa mengurangi standar resep atau cita rasa tapi coba membentuk cara menyajikan makanan mungkin akan lebih menarik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya