SOLOPOS.COM - Aktivitas kendaraan bermotor di depan Pertashop di Kalurahan Candirejo, Semin yang tutup sejak beberapa waktu lalu. Foto diambil Senin (2/1/2023). - Harian Jogja - David Kurniawan.

Solopos.com, SOLO — PT Pertamina Patra Niaga sedang mengkaji hasil audiensi Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah-DIY dan Perhimpunan Pertashop Merah Putih Indonesia dengan Komisi VII DPR RI yang berlangsung Senin (10/7/2023) lalu.

“PT Pertamina Patra Niaga sedang melakukan kajian terkait hal tersebut. Awalnya Pertashop dikenalkan pada tahun 2020 sebagai salah satu solusi yang dihadirkan dalam memeratakan energi, khususnya BBM,” papar Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho saat dihubungi Solopos.com, Jumat (14/7/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut Brasto, program Pertashop diperuntukkan khususnya untuk daerah-daerah perdesaan atau yang belum terjangkau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Keunggulan usaha tersebut adalah ukuran instalasi yang tidak terlalu besar sehingga mampu menembus pedalaman.

Dia meneruskan, program Pertashop diusung dalam program One Village One Outlet (OVOO) yang membuat satu desa atau kecamatan tersedia Pertashop.

Menambah Bisnis Selain NFR

Brasto mengatakan, Pertamina Patra Niaga sedang mengembangkan dan gencar sosialisasi agar Pertashop menambahkan bisnis selain non-fuel retail (NFR) atau bisnis non-BBM ritel di dalam Pertashop mereka.

Bisnis NFR antara lain mini market, tambal ban nitrogen, jasa ekspedisi, kafe, atau bisnis lainnya selama memenuhi aspek keselamatan.

Berdasarkan rilis dari Pertamina yang diterima Solopos.com, Jumat (14/7/2023), Pertashop 4P55522 di Jalan Pondok Raya, Kelurahan Condongcatur, Sleman, DIY, juga membuka outlet mini market dan tambal ban nitrogen.

Kedua outlet tersebut menjadi keunggulan Pertashop di Condongcatur. Pemilik Pertashop Condongcatur, Kuwat, mengungkapkan pada Kamis (13/07), pihaknya membuka Pertashop karena dirasa daerahnya belum terdapat SPBU sehingga banyak masyarakat di sekitarnya cukup kesulitan untuk mendapatkan BBM.

“Sebelum adanya Pertashop, masyarakat di wilayah sini kebanyakan beli BBM di pengecer tidak resmi karena SPBU terdekat sejauh 3 km,” ujarnya.

Karena hal tersebut, Kuwat membuka Pertashop di wilayah Condongcatur. Per harinya, Pertashop Condongcatur ini bisa menjual BBM jenis Pertamax sebanyak 2.300 Kiloliter (KL).

Kuwat menyadari bahwa outlet mini market dan tambal ban nitrogen ini bisa menguntungkan bisnisnya selain Pertashop. Kedua bisnis ini menambah keuntungan Pertashop sebanyak kurang lebih 10 persen.

Mini market tersebut menyediakan snack ringan dan beberapa peralatan kebutuhan sehari-hari. Kalau outlet tambal ban nitrogen menyediakan kebutuhan untuk tambal ban dan tambah angin bagi kendaraan bermotor.

Saat ini terdapat 140 Pertashop untuk wilayah Provinsi DIY yang menjual Pertamax dan Dexlite.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya