SOLOPOS.COM - Solopos Media Group (SMG) akan menggelar Solo Best Brand and Innovation (SBBI) Award 2024.

Solopos.com, SOLO — Solopos Media Group (SMG) akan menggelar Solo Best Brand and Innovation (SBBI) Award 2024. Setidaknya ada 70 kategori penghargaan yang diberikan kepada pemegang merek atau perusahaan.

Ketua Panitia SBBI 2024, Franky Simon, mengatakan seperti tahun-tahun sebelumnya, SBBI digelar guna memberikan penghargaan kepada merek-merek terbaik di Soloraya. Namun untuk SBBI 2024 ini, ada hal yang berbeda.

Promosi NeutraDC da KBRI Singapura Gelar Diskusi Panel Kebijakan Pelindungan Data

“Hal yang membedakan adalah tentang riset untuk menentukan pemenangnya. Sebelumnya kami lakukan dengan survei ke pengguna langsung. Tapi tahun ini kami riset melalui dunia digital,” kata dia, Selasa (4/6/2024).

Dijelaskan untuk kategori penghargaan, tahun ini akan ada 70 kategori dan dua prestigious award. Direncanakan penganugerahan akan digekar pada Kamis (20/6/2024) di Alila Hotel.

Sementara itu dari Tim Riset Solopos Institute, Syifaul Arifin, mengatakan Solopos Media Group konsisten menggelar riset pasar selama 24 tahun berturut-turut. Tujuannya untuk mencari merek-merek yang menjadi jawara di kawasan Solo dan sekitarnya.

Riset dilakukan menggunakan konsep brand equity atau kekuatan merek yang diukur menggunakan beberapa variabel, seperti brand awareness, market share, satiscfaction, usage, brand loyalty, dan perceived quality.

Solopos Institute sebagai lembaga riset, menyusun instrumen penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. “Bagi Solopos Media Group, integritas penyelenggaraan riset SBBI adalah segala-galanya. Ini yang menyebabkan penghargaan berbasis riset bisa bertahan hingga 25 tahun tanpa berhenti,” kata dia, Selasa.

Dia mengatakan, selama 24 tahun berjalan, desain dan metode riset terus berkembang. Riset SBBI mengutamakan riset lokal walau ada kategori tertentu yang bersifat nasional.

“Kenapa lokalitas penting? Bagi kami, riset lokal ini bisa menggambarkan dinamika pasar dan ekonomi di kawasan tertentu yang unik dan khas, sehingga treatment yang dilakukan pun harus berbeda,” lanjut dia.

Sedangkan yang membedakan antara riset SBBI 2024 dengan riset SBBI sebelumnya, yakni berkaitan dengan desain riset yang digunakan. Dia mengatakan Solopos Institute terus mengembangkan desain riset, agar relevan dengan perkembangan dan dinamika pasar.

“Kali ini, kami menggelar riset SBBI berbasis digital. Dimana yang dimonitor adalah bagaimana kekuatan brand di dunia digital. Ekosistem yang diukur adalah media sosial [medsos] dan media online,” jelas dia.

Dengan pertimbangan yang ada, pihaknya menilai kekuatan brand di dunia digital sangat penting. Selain menunjukkan kekuatan di dunia digital, juga menunjukkan potensi pasar yang besar. Untuk itu pihaknya meneliti percakapan mengenai brand di dunia digital.

“Tentu saja percakapan yang bermuatan positif. Dalam riset ini, kami menggunakan tool digital untuk mengukur kekuatan brand tersebut. Dengan standar tersebut, hasil riset SBBI bisa bisa menjadi barometer pasar di Solo dan sekitarnya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya