SOLOPOS.COM - Ilustrasi jual beli saham. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Pelaku pasar termasuk investor perlu memahami kondisi politik ke depan dan dampaknya terhadap perekonomian dan pasar modal Indonesia.

“Kita akan berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden serta wakil presiden. Sebagai investor, tentunya sebelum ambil investasi, kita wajib memahami kondisi politik ke depan serta dampak ekonomi terhadap pasar modal,” ujar Direktur Utama PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk Philmon Samuel Tanuri dalam Political and Economic Outlook 2024 bertajuk “The Urgency to Ignite Growth” di Jakarta, Rabu (31/1/2024) seperti dilansir Antaranews.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Ia mengatakan pihaknya ingin memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi di tengah sikap wait and see seiring adanya Pemilihan Umum (Pemilu) di dalam negeri.

“Trimegah berkomitmen untuk berbagi informasi dan pandangan terkini bagi nasabah. Semoga mendapatkan pencerahan untuk mengambil keputusan,” ujar Philmon.

Dalam kesempatan sama, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan kondisi geopolitik dan geoekonomi global masih dalam ketidakpastian.

Namun, menurut dia, perekonomian Indonesia tetap stabil, karena tercapainya target realisasi investasi dan kinerja ekspor yang positif di tengah harga komoditas global yang turun.

Pada 2023, tercatat realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp743 triliun atau setara 52,4 persen, dimana realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp674 triliun atau setara 48,5 persen.

“Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023 juga masih tumbuh di atas 5 persen, dengan inflasi di bawah 3 persen atau masih lebih baik dibandingkan saat pandemi Covid-19,” ujar Bahlil.

Ia menyebut Presiden Joko Widodo memerintahkan BKPM untuk mendorong pertumbuhan investasi di luar Pulau Jawa, yang akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil.

“Market berbicara tentang kepastian. Pemimpin Indonesia butuh visi dan eksekusi yang bagus. Maka stabilitas ekonomi akan bagus, tergantung pada siapa presiden yang akan memimpin. Saya pikir kita akan bisa melihat dan berproses ke depan,” ujar Bahlil.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memasuki Februari 2024 sekali pun tanpa fenomena January Effect.

Saham-saham bank bisa menjadi pendorong karena mencatatkan pertumbuhan laba yang fantastis. IHSG terpantau menguat pada perdagangan perdagangan kemarin, Rabu (31/1/2024), sekaligus perdagangan terakhir Januari 2024. Namun, sepanjang bulan ini IHSG cenderung melemah sehingga tidak terjadi fenomena January Effect.

Kemarin IHSG terpantau menguat 0,22% atau 15,72 poin ke 7.207,94. Sepanjang sesi, indeks komposit bergerak di rentang 7.192-7.247. Sebanyak 18,69 miliar saham diperdagangkan kemarin dengan nilai transaksi Rp11,26 triliun dan frekuensi 1,12 juta kali jelang penutupan.

Sejumlah 257 saham menguat, 257 saham melemah, dan 251 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat Rp11.452 triliun. Kendati naik, IHSG cenderung menurun pada Januari 2024 sehingga fenomena January Effect tidak terjadi. Pada akhir 2023, IHSG berada di posisi 7.272,79 sehingga pada Januari 2024 turun 0,89%.

Dari jajaran saham berkapitalisasi jumbo atau big cap, saham BBRI kemarin naik 1,33%, ASII naik 0,49%, BBNI naik 1,77%, GOTO naik 1,15%. Di lain sisi, Grup Mayapada SRAJ melonjak 20%, disusul RSCH yang naik 13,08%, PMMP 9,63%, dan PSAB 8.26%. Sementara itu, dari jajaran top losers antara lain PTMP yang turun 24,82%, MXPL 24,48% dan MSKY 13,02%.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG dapat melanjutkan rebound menuju 7.230-7.255 dan diperkirakan akan mengonfirmasi pembentukan wave (v) apabila menembus ke atas 7.281.

“Namun apabila penutupan hariannya masih di bawah garis SMA-20 maka IHSG mestinya akan melanjutkan struktur koreksi wave c dari (iv),” ujar Ivan dalam publikasi riset seperti dilansir Bisnis.com.

Level support IHSG berada di 7.021 sampai 6.803, sementara level resistennya di 7.281 hingga 7.503. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya