SOLOPOS.COM - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia seusai Anugerah Layanan Investasi (ALI) 2023 di Jakarta, Rabu (8/11/2023). ANTARA/Ade Irma Junida

Solopos.com, JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun, atau melampaui target yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp1.400 triliun (101,3 persen) dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.823.543 orang.

“Di tahun 2023, target kami dinaikkan Presiden menjadi Rp1.400 triliun dan di RPJMN sebesar Rp1.099,8 triliun dan Alhamdulillah tercapai sebesar Rp1.418,9 triliun,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam paparan realisasi investasi 2023 di Jakarta, Rabu (24/1/2024) seperti dilansir Antaranews.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Secara terperinci, capaian realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2023 itu tumbuh 17,5 persen secara tahunan (year on year) dibandingkan capaian tahun 2022 yang mencapai Rp1.207,2 triliun.

Realisasi investasi sepanjang tahun lalu terdiri dari realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp744,0 triliun atau setara 52,4 persen dari total realisasi investasi, dan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp674,9 triliun atau mencapai 47,6 persen.

Secara tahunan, realisasi PMA 2023 tumbuh 13,7 persen, sedangkan PMDN tumbuh 22,1 persen.

Dalam catatan Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi sepanjang tahun 2023 tersebar di lima sektor utama, yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; pertambangan; perumahan, kawasan industri dan perkantoran; serta industri kimia dan farmasi.

Investasi sepanjang 2023 juga tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah dan Banten. Sementara lima besar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia adalah Singapura, Tiongkok, Hong Kong, Jepang dan Malaysia.

Adapun sepanjang triwulan IV 2023, realisasi investasi mencapai Rp365,8 triliun, tumbuh 16,2 persen secara tahunan (yoy) dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 457.895 orang.

Capaian realisasi investasi sepanjang Oktober-Desember 2023 itu terdiri dari realisasi PMA sebesar Rp184,4 triliun (porsi 50,4 persen) dan realisasi PMDN sebesar Rp181,4 triliun (49,6 persen). Realisasi PMA tumbuh 5,3 persen secara yoy dan realisasi PMDN tumbuh 29,9 persen yoy sepanjang periode ini.

“PMDN tumbuh sangat bagus periode ini,” imbuh Bahlil.

Ada pun lima sektor utama di triwulan IV 2023 yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; pertambangan; transportasi, gudang dan telekomunikasi; industri kimia dan farmasi; serta perumahan, kawasan industri dan perkantoran.

Realisasi investasi triwulan IV 2023 tersebar paling banyak di Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Tengah dan Banten.

Sedangkan lima besar negara utama yang berinvestasi di periode tersebut adalah Singapura, Tiongkok, Malaysia, Jepang, dan Hong Kong.

Proyeksi 2024

Sebelumnya,  Peneliti Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Etika Karyani menyampaikan perubahan iklim (climate change) menjadi ancaman terbesar pada2024.

Selain itu, menurutnya, dinamika politik dan serangan siber (cyber attack) berada di urutan berikutnya sebagai ancaman pada tahun 2024.

“Di 2024 ini climate change itu menjadi risiko tertinggi, kemudian ada satu lagi risiko yang meningkat itu adalah masalah politik, cyber risk [serangan siber] itu masuk ke peringkat kelima,” ujar Etika dalam acara Outlook Ekonomi Sektor- Sektor Strategis oleh Core Indonesia di Jakarta, Selasa (23/1/2024) seperti dilansir Antaranews.

Untuk sektor jasa keuangan, Etika menyebut terdapat tiga isu utama yang akan memengaruhi, diantaranya tahun politik yang berpotensi meningkatkan konsumsi dan menahan investasi, serta era suku bunga tinggi yang berpotensi menahan pertumbuhan kredit.

“Yang menarik di tahun politik ini adalah konsumsi naik, tapi investasi tertahan dan suku bunga mungkin tetap tinggi di 6 persen. BI baru merencanakan menurunkan suku bunga di kuartal I-2024,” ujar Etika.

Kemudian, menurutnya, pemulihan setelah Covid-19 berpotensi akan meningkatkan aktivitas dan konsumsi masyarakat.

“Endemi Covid- 19 ini ada peluang bagi industri keuangan karena ada potensi meningkatnya aktivitas dan konsumsi,” ujar Etika.

Dalam kesempatan ini, ia mengatakan apabila bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed menurunkan tingkat suku bunga acuannya, maka Bank Indonesia (BI) akan mengikuti penurunan tersebut.

“Kalau The Fed menurunkan di kuartal I-2024, mungkin BI akan merubah kebijakannya. Tapi, juga ada lain yang perlu dipertimbangkan yaitu inflasi, inflasi harus 1,5 sampai 3,5 persen sesuai target,” ujar Etika.

Namun demikian, apabila suku bunga acuan turun, lanjutnya, tidak serta merta industri perbankan di tanah air menurunkan tingkat suku bunganya

“Tapi perbankan tidak serta merta mengikuti, dia butuh waktu untuk menurunkan suku bunga, paling suku bunga perbankan baru turun di akhir 2024 atau 2025,” ujar Etika.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya