SOLOPOS.COM - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat berkunjung ke booth PT Dirgantara Indonesia di Singapure Airshow 2024. (Instagram @budikaryas)

Solopos.com, JAKARTA–Mobil terbang diproyeksikan bakal hadir di Ibu Kota Nusantara (IKN) Indonesia pada 2045 mendatang. Hal itu membuat publik penasaran sejauh mana teknologi di Tanah Air mampu mewujudkannya serta berapa kisaran harga mobil terbang tersebut nantinya.

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono baru-baru ini mengungkapkan masa depan IKN Indonesia tidak hanya sebagai Kota Hutan Berkelanjutan, tetapi juga Smart City atau Kota Pintar dengan menerapkan macam-macam teknologi, termasuk mobil terbang pada 2045.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Konsep Kota Pintar atau Smart City tidak hanya mempermudah warganya, namun juga mengontrol sumber daya yang ada. Misalnya, untuk mengatur energi secara efisien dan mengurangi emisi melalui Smart Enery System,” ujarnya yang tampil dalam bentuk representasi diri digital visual atau avatar saat Nusantara Fair di Jakarta, Jumat (26/1/2024) malam.

Atau untuk transportasi, lanjutnya, bus di IKN nanti tanpa sopir. “Bahkan nanti akan ada mobil terbang pada tahun 2045. Pokoknya canggih banget, loh,” tambah dia seperti dilansir Antara.

Lalu apakah sumber daya dan teknologi di Indonesia sudah siap dalam merealisasikan proyeksi terkait kehadiran mobil terbang di IKN tersebut?  Sudah adakah produk mobil terbang yang telah beroperasi di dunia dan berapa kisaran harganya?

Mengutip bisnis.com, startup yang beroperasi di California, Alef Aeronautics, berhasil mendapatkan sertifikasi kelayakan udara khusus dari Federal Aviation Administration (FFA), mode operasi Departemen Perhubungan Amerika, untuk mobil terbang rancangannya yang diberi nama Model A.

USA Today, Selasa (4/7/2023), melaporkan mobil terbang tersebut secara resmi diizinkan lepas landas dalam masa percobaan dengan memenuhi standar keselamatan National Highway and Traffic Safety Administration sebelum terbang.

CEO Alef, Jim Dukhovny, melalui rilisnya membeberkan Model A menggunakan 100 persen daya listrik. Mobil terbang dengan kapasitas hingga dua penumpang ini dapat dikendarai di jalan umum dan memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat secara vertikal.

Dengan tampilan fisik dan kemampuan berkendara yang serupa mobil dalam kacamata konvensional, Alef membedakan Model A dari sejumlah pendahulunya, seperti Terrafugia, Paul Moller, dan Henry Ford yang memerlukan sayap di sisi-sisi mobilnya.

Model A akan menjadi kendaraan dengan kecepatan rendah yang melaju kurang dari sekitar 25 mil per jam di darat. Jika pengemudi ingin berkendara lebih cepat, mereka dapat menggunakan kemampuan terbang mobil tersebut.

Setelah melalui uji kemudi dan penerbangan sejak 2019, versi final yang nantinya akan diterima pengguna memiliki jarak tempuh 200 mil dan jarak terbang 110 mil. Mobil terbang Alef akan tersedia untuk prapemesanan (preorder) dengan harga US$300.000 atau setara dengan Rp4,5 miliar.

Alef memasang target mobil terbang bisa diterima pelanggan di akhir 2025. Model A terlahir dari angan-angan Dukhovny yang berhulu di film lawas Back to The Future.

Lepas Landas Vertikal

Sementara itu di Tanah Air, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tengah mengembangkan drone Vela Alpha yang berkonsep mobil terbang. Seperti dipantau dari tayangan Youtube Vela Aero, Senin (26/2/2024), Vela Alpha dirancang untuk lepas landas secara vertikal atau vertical take-off landing (VTOL).

Vela Alpha yang dibekali dengan delapan pack baterai bakal meluncur dalam dua versi, yaitu yang bermesin elektrik murni maupun hibrida.

Dalam tayangan video tersebut disimulasikan bahwa drone berkonsep mobil terbang itu diklaim bisa mengangkut penumpang dari pusat kota Jakarta menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta di Tangerang dengan waktu tempuh 8 menit.

Kecepatan Vela Alpha melebihi durasi tempuh menggunakan kereta bandara yang berkisar 44 menit, maupun mobil dengan alokasi waktu minimal satu jam, belum lagi ditambah macet.

Mengutip sejumlah sumber, mobil terbang buatan Indonesia dikembangkan PT Dirgantara Indonesia bekerja sama dengan Vela Prima Nusantara. Sedangkan harga jual mobil terbang Vela Alpha itu ada di kisaran US$1,5 juta-US$2 juta atau Rp23 miliar-Rp31,25 miliar).

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat mengunjungi Singapore Airshow 2024 menyempatkan mampir ke booth PTDI untuk melihat miniatur dan informasi teknologi aviasi yang tengah dikembangkan perusahaan tersebut.

Budi Karya berharap Vela Alpha yang berkonsep mobil terbang bisa segera terbang untuk komersial.

“Berkunjung ke booth PT Dirgantara Indonesia @officialptdi di event Singapore Airshow 2024. Saat ini PT DI sedang mengembangkan  pesawat N219 dan helikopter/drone Vela Alpha. Keren sekali, semoga tahun 2026 dapat segera dirilis secara komersil. Tentu saja nantinya pesawat-pesawat buatan PT DI ini turut mendukung konektivitas udara terutama untuk menjangkau wilayah 3TP,” tulis akun Instagram @budikaryas, 21 Februari 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya