SOLOPOS.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Ilustrasi/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Direktur Retail and IT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Fifi Virgantria menyebut saat ini investor cenderung mencermati arah kebijakan pemerintah yang dapat memengaruhi bisnis dan kinerja emiten di pasar modal ke depan.

“Pemilihan umum [Pemilu] yang damai telah memberikan dampak positif terhadap stabilitas pasar modal Indonesia,” ujar Fifi dalam Market Outlook 2024 bertajuk “Prospek dan Strategi Investasi Pasar Modal Pasca Pemilu di Tahun Naga 2024” di Jakarta, Minggu (25/2/204) seperti dilansir Antaranews.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Head of Equity Research BRIDS Erindra Krisnawan juga mengatakan bahwa pemilu yang berlangsung baik telah memberikan konfirmasi atas faktor stabilitas Indonesia.

Ia menyebut optimisme pasar setelah Pilpres ditandai dengan aliran dana investor asing masuk (capital inflow) yang didukung ekspektasi dan prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang lebih tinggi di era pemerintahan baru.

“Tren positif ini bisa berlanjut apabila didukung oleh adanya indikasi pertumbuhan laba bersih yang dapat membaik di atas level sebelumnya 7-8 persen. Sementara itu, stabilitas makroekonomi saat ini memberikan proteksi untuk investor terhadap downside risk dari pertumbuhan,” ujar Erindra.

Dalam kesempatan sama, Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Handayani menyebut terdapat optimisme akan melandainya inflasi dan pemangkasan suku bunga acuan secara global setelah kuartal I 2024.

“Hal itu akan menjadi sentimen positif terhadap pasar keuangan domestik, terutama terhadap stabilitas nilai tukar uang rupiah, meskipun Bank Indonesia [BI] telah menaikkan suku bunga menjadi 6 persen dan diproyeksikan tidak akan menaikkannya lagi,” ujarnya.

Namun demikian, menurut Handayani, masih terdapat ketidakpastian pada 2024, terutama terkait perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan kebijakan moneter The Fed.

“Tentunya, diperlukan panduan untuk nasabah retail dalam menentukan strategi investasi yang tepat,” ujarnya.

Sementara itu, Founder Komunitas dan Investor Rivan Kurniawan menyebut bahwa tidak ada urgensi bagi BI untuk menaikkan tingkat suku bunga acuannya di tengah target inflasi yang terkendali.

Dengan fundamental yang cukup baik, ia berharap katalis positif kembali lagi ke Indonesia seiring dengan capital inflow pada tahun 2024 ini.

“Selain itu, akan terdapat sektor yang diunggulkan ketika Prabowo dan Gibran terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden, antara lain sektor energi dengan hilirisasinya, minyak kelapa sawit, semen, terkait dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), dan masih banyak sektor-sektor lainnya,” ujar Rivan.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mengatakan modal asing masuk bersih di pasar keuangan domestik mencapai Rp1,01 triliun selama periode 19-22 Februari 2024.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan di Jakarta, Jumat, nilai tersebut terdiri dari aliran modal asing masuk bersih di pasar saham Rp2,08 triliun, sedangkan modal asing keluar bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing sebesar Rp0,19 triliun, dan Rp0,88 triliun.

Dengan perkembangan tersebut, Erwin mengatakan sejak 1 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024, total modal asing masuk bersih di pasar saham mencapai Rp23,26 triliun dan di SRBI Rp25,30 triliun, sementara modal asing keluar bersih di pasar SBN mencapai Rp5,87 triliun.

Selain itu, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun per 22 Februari 2024 sebesar 67,59 basis poin (bps), turun dibandingkan per 16 Februari 2024 yang sebesar 69,57 bps.

Rupiah di awal perdagangan Jumat (23/2/2024) dibuka pada level Rp15.595 per dolar AS, melemah daripada penutupan perdagangan Kamis (22/2/2024) yang sebesar Rp15.585 per dolar AS. Indeks dolar AS juga turun ke level 103,96 di akhir perdagangan Kamis (22/2/2024).

Imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun turun ke 6,54 persen. Sedangkan imbal hasil surat utang AS alias US Treasury Note tenor 10 tahun naik ke level 4,320 persen.

BI, kata Erwin, terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya