Bisnis
Selasa, 24 Oktober 2023 - 12:13 WIB

Presiden Jokowi Sebut Depresiasi Rupiah Tak Ganggu Sektor Riil dan Keuangan

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang rupiah. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang terdepresiasi tidak mengganggu sektor riil dan keuangan dalam negeri.

Jokowi menilai Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah, salah satunya karena dolar AS yang terus menguat.

Advertisement

“Kemudian kalau kita lihat persentase depresiasi mata uang kita, juga masih aman. Aman untuk sektor riil untuk sektor keuangan, dan aman untuk inflasi,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada pembukaan Investor’s Daily Summit 2023 di Jakarta, Selasa (24/10/2023) seperti dilansir Antara.

Presiden juga sempat menerima laporan terkait perkembangan situasi perekonomian terkini dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua OJK Mahendra Siregar, dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa.

Advertisement

Presiden juga sempat menerima laporan terkait perkembangan situasi perekonomian terkini dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua OJK Mahendra Siregar, dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa.

Dalam laporan tersebut, selain kurs rupiah yang masih terkendali untuk sektor riil dan keuangan, pertumbuhan kredit perbankan juga masih pada level 8,69 persen.

“Kemarin saya bertemu dengan Pak Gubernur BI dan OJK. Saya tanya pertumbuhan kredit di angka berapa? Menurut saya masih tumbuh baik di 8,69 persen. Ini angka yang cukup baik,” kata Jokowi.

Advertisement

Kebijakan tersebut membuat banyak investor menarik modal asingnya (capital outflow) ke Amerika Serikat sehingga membuat indeks dolar AS menguat secara global.

“Kebijakan kenaikan suku bunga yang tinggi dan dalam waktu lama oleh AS juga semakin merumitkan, utamanya negara-negara berkembang. ‘Capital Outflow’ semua lari balik ke AS. Semakin juga merumitkan kita semua,” kata Jokowi.

Sementara itu Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengatakan rupiah mungkin masih berpeluang melemah terhadap dolar AS sehubungan sentimen terhadap aset berisiko terlihat masih negatif karena pasar masih memantau perkembangan di Timur Tengah.

Advertisement

“Dolar AS terkoreksi terhadap major currency pada perdagangan kemarin dan indeks dolar berada di 105.60 pagi ini dari sebelumnya di atas 106. (Hal ini) seiring dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang sedikit menurun, yield obligasi Tenor 10 tahun bergerak di sekitar 4,86 persen pagi ini, sebelumnya di sekitar 4,99 persen. Serangan darat Israel yang ditunda mungkin membantu menurunkan kekhawatiran pasar,” ujar dia ketika dihubungi Antara, di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, sentimen terhadap aset berisiko pada Selasa pagi ini terlihat masih negatif karena pasar masih memantau perkembangan di Timur Tengah. Sebagian indeks saham Asia masih bergerak negatif, seperti Nikkei, Hangseng, dan Kospi.

“Rupiah mungkin masih berpeluang melemah terhadap dolar AS ke arah Rp15.950 dengan potensi penguatan di sekitar Rp15.900,” kata Ariston.

Advertisement

Dalam beberapa hari ke depan, terdapat sejumlah rilis data ekonomi AS yang akan dirilis. Mulai dari rilis data indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) aktivitas manufaktur dan jasa AS pada malam ini, data Building Permits AS pada Rabu (25/10) malam, data Produk Domestik Bruto dan Initial Jobless Claim AS pada Kamis (26/10/2023) malam, serta data indikator inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index AS pada Jumat (27/10/2023) malam.

“Kalau dari data belakangan ini, kelihatannya data ekonomi AS masih bagus,” ungkapnya

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat sebesar 0,35 persen atau 55 poin menjadi Rp15.878 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.933 per dolar AS.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif