SOLOPOS.COM - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) menggelar Gerakan Pangan Murah bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam rangka menyediakan kebutuhan sembako murah di halaman Masjid Syekh Muhammad, Nusukan, Solo, pada Jumat (5/4/2024). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO — Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) menggelar Gerakan Pangan Murah bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam rangka menyediakan kebutuhan sembako murah di halaman Masjid Syekh Muhammad, Nusukan, Solo, pada Jumat (5/4/2024).

Ketua Pinsar Jawa Tengah (Jateng), Parjuni, mengaku juga bekerja sama dengan panitia masjid setempat di momen Ramadan ini.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Pihaknya menjual 150 kilogram (kg) daging ayam yang dibanderol seharga Rp30.000/kg. Parjuni juga menyiapkan telur ayam sebanyak 100 kg seharga Rp23.000/kg. Ada juga beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) seharga Rp52.000 per 5 kg, serta gula pasir dan minyak goreng yang masing-masing seharga Rp16.500/kg.

“Harga daging Rp30.000/kg ini lebih murah dibandingkan di pasar, yang mungkin berkisar Rp38.000/kg hingga Rp40.000/kg. Karena langsung dari peternak jadi lebih murah,” terang Parjuni saat ditemui Solopos.com, pada Jumat.

Tingginya harga daging ayam di pasar, menurut Parjuni hal ini berkaitan dengan momen Lebaran. Sejak dua pekan terakhir, harga daging ayam menunjukkan tren kenaikan.

Berbeda dengan daging ayam, Parjuni menyebut harga telur ayam cenderung mengalami penurunan harga.

“Pekan kedua Ramadan itu masih tinggi. Biasanya memang kalau telur itu turun, karena banyak pemudik, jadi konsumennya pindah lokal. Jadi otomatis produksinya tidak lari ke luar kota. Kedua ini dari produsen roti, yang bahan bakunya telur sudah berhenti produksi, tinggal menjual,” ujarnya.

Walaupun mengalami penurunan, menurut Parjuni harga telur ayam masih normal dan tidak merosot secara signifikan.

Pihaknya memastikan stok hasil unggas, baik telur dan daging ayam, di wilayah Jateng tetap aman pada momen Lebaran kali ini.

“Kami juga sampaikan bahwa stok untuk  hasil unggas, telur dan ayam untuk wilayah Jateng enggak ada kekurangan,” kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Parjuni menjelaskan harga pakan yang mahal masih menjadi tantangan bagi pekerja. Padahal komponen utama pakan ternak yaitu jagung sudah mengalami penurunan harga dari Rp9.000/kg menjadi Rp5.500/kg.

“Artinya sudah turun kira-kira Rp3.000, sayangnya ini pabrik pakan itu tidak menurunkan harga pakan secara signifikan,” terang Parjuni.

Harusnya, sambung Parjuni, dengan harga jagung yang sudah mengalami penurunan, paling tidak harga pakan ternak bisa turun sedikitnya Rp1.000/kg. Padahal kualitas ayam, khususnya broiler sangat bergantung pada pakan dari pabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya