SOLOPOS.COM - Salah satu hotel di Kota Solo. (Gigih WP)

Solopos.com, SOLO — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo mengatakan perlu penambahan unit hotel di Solo melihat tingginya jumlah wisatawan.

Meskipun, pihak PHRI tidak menutup mata terkait banyaknya hotel yang tutup di Kota Bengawan

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Pejabat Humas PHRI Sistho A Sreshtho saat dihubungi Solopos.com mengatakan, setidaknya dibutuhkan beberapa hotel bintang empat ke atas.

“Dengan tingginya Wisata Solo Apakah layak untuk menambah unit Hotel, oh ya layak sekali ya sangat layak. Apalagi untuk hotel bintang empat ke atas di mana memang di Kota Solo masih sangat kurang,” ulasnya Sabtu (24/6/2023).

Ia mengatakan, tingkat okupansi hotel di Solo cukup tinggi hingga mencapai 70 persen.

Sistho mengatakan, hal ini selaras dengan sebaran hotel terutama bintang empat yang merata di Kota Solo.

“saya sampaikan memang harus ditambah hotelnya karena okupansi kita sudah mulai merangkak naik lebih dari 70 persen dan sebarannya lagi-lagi ada di bintang empat. Angka ini naik dibandingkan sebelum pandemi yang okupansinya 68 sampai 69 persen,” tegasnya.

Ia menilai perlu adanya penambahan hotel bintang lima ke atas mengingat jumlahnya yang masih minim di Solo, dengan permintaan yang terus meningkat.

“Permintaan cukup tinggi di bintang lima ke atas dan jumlah darii hotel bintang linma ini sangat-sangat terbatas sekali. jadi mungkin untuk level bintang 5 ke atas kita masih membutuhkan, karena banyak wisatawan dengan pendapatan menengah ke atas, biasanya meminta hotel bintang lima dengan alasan kenyamanan,” ulasnya.

Sedangkan salah satu pengelola hotel di kawasan Kestalan, Parman, kepada Solopos.com mengatakan, saat ini cukup banyak hotel yang tutup karena kalah bersaing.

Ia menyebut, perlu ada perhatian khusus agar hotel-hotel kecil tetap bisa bergeliat dan tetap diminati.

“Memang kawasan wisata di Solo saat ini banyak sekali, tapi hotel-hotel kecil seperti kami sebenarnya sedang kesulitan. Per hari kadang kami hanya mendapatkan tiga sampai empat orang saja di akhir pekan, stigma yang buruk juga menjadikan kami sulit bersaing, ya harapannya dari PHRI atau pemerintah bisa membantu juga mengembangkan hotel di sini,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya