SOLOPOS.COM - Ilustrasi buruh tani memanen padi. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, SOLO—Panen raya padi diperkirakan terjadi pada akhir Maret hingga pertengahan April nanti. Namun hal itu bukan berarti langsung bisa berdampak pada harga beras di pasaran saat itu juga.

Ketua DPP Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, mengatakan terkait harga beras yang belakangan terus naik, sangat dipengaruhi oleh dua hal. Keduanya adalah karena pasokan dan faktor intervensi pemerintah.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Kalau pasokan normal atau lebih, tidak ada kenaikan harga. Pada dasarnya kan seperti itu, tergantung supply dan demand saja. Secara persoalan, memang beberapa waktu kemarin berkurang. Pasokan kurang karena memang produksi turun,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Kamis (29/2/2024).

Selain pasokan, menurutnya, faktor intervensi pemerintah juga memegang peranan penting dalam memengaruhi harga barang di pasaran.

Intervensi itu, lanjutnya, harus dilakukan secara tepat, baik tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasarannya, tepat harga dan tepat caranya dalam penyaluran. Itu akan berpengaruh terhadap harga.

“Intervensinya pasti harus menggelontorkan beras ke pasar. Memang syaratnya pemerintah harus punya stok,” kata dia.

Sedangkan jika dihubungkan dengan perkiraan pasokan yang mulai meningkat seiring adanya panen raya di bulan Maret sampai April, tentunya juga akan berdampak pada turunnya harga gabah.

Bahkan menurutnya saat ini pun sudah ada beberapa daerah yang melakukan panen. Dengan begitu harga gabah kering panen sudah mulai turun di beberapa daerah.

Penurunan harga gabah kering panen tersebut, menurut informasi yang didapatkannya, sudah mencapai Rp100-Rp300/kg. Di mana, harga gabah kering panen saat ini ada di sekitar Rp7.800/kg. Dikatakan Sutarto, harga tersebut bervariasi tergantung kondisi di masing-masing daerah.

Namun menurutnya, tidak berarti ketika harga gabah turun kemudian harga beras juga bisa langsung turun.

Dia mengatakan gabah yang dipanen Maret, tidak semua langsung bisa dipasarkan pada Maret. Sebab ada proses yang harus dilalui, seperti pengeringan, penggilingan hingga kemudian dipasarkan.

“Artinya ada jeda waktu. Tetap saja intervensi pemerintah harus jalan. Apalagi ini akan memasuki Ramadan dan memasuki tanggal muda. Pekan depan sudah tanggal muda, biasanya masyarakat beli beras,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya