SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan keterangan pers seusai meresmikan proyek di Kalimantan Tengah yang disaksikan melalui tayangan video di Jakarta, Rabu (25/10/2023). ANTARA/Mentari Dwi Gayati

Solopos.com, AUCKLAND–Pemerintah menyiapkan langkah untuk mengendalikan harga beras pada harga normal di pasar domestik menjelang Ramadan tahun ini. Sementara itu, Bulog menyatakan harga beras premium di pasaran mulai berangsur stabil.

“Pemerintah melakukan langkah dua hal. Pertama, ketersediaan barangnya ada dan kedua, pengendalian harga,” kata Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin di Auckland, Selandia Baru, Jumat (1/3/2024), seperti dilansir Antara.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Diakui Wapres, pengendalian harga bukanlah kebijakan yang mudah. Tapi, lanjutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memprediksi panen raya beras dalam waktu dekat dapat membantu harga beras kembali ke harga normal.

Wapres Ma’ruf Amin mengatakan secara nasional memang Indonesia sempat mengalami defisit beras akibat panen raya yang tertunda sebagai dampak dari cuaca ekstrem El Nino. Menurutnya, gejala serupa juga dialami secara global di banyak wilayah di seluruh dunia.

Kendati demikian, lanjut Wapres, Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan beras dengan impor. “Jadi penyediaan, ketersediaan beras itu cukup melalui impor ini,” ujar Ma’ruf.

Menurutnya, kebutuhan beras di masyarakat akan terpenuhi secara bertahap dan tinggal menunggu harga beras kembali normal. “Mudah-mudahan, kita ikuti saja,” ujar Wapres.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyatakan masyarakat tak perlu khawatir karena kini harga beras mulai normal dan stabil.

“Harga beras premium yang kemarin sempat tembus Rp17 ribuan saat ini bertahap mulai turun dan kembali ke harga di kisaran Rp14 ribuan. Begitu juga beras medium harga mulai stabil,” kata Bayu di Jakarta, Kamis (29/2/2024).

Menurut dia, harga mulai stabil dan normal kembali karena pasokan beras di Pasar Induk Johar Karawang mulai masuk dari Jawa Tengah yang mulai panen raya.

Bayu menjelaskan fluktuasi harga beras yang terkadang naik kemudian normal kembali, hal tersebut sebenarnya sudah menjadi siklus tahunan. Jika dicermati, lanjut Bayu, hal itu juga terjadi pada pertengahan tahun lalu.

“Hanya saja tahun ini memang panen agak mundur karena faktor alam. Memang faktor alam tidak bisa kita hindari. Badai El Nino yang melanda, memengaruhi produksi yang sempat berkurang karena adanya gagal panen di sejumlah wilayah,” ucap Bayu.

Bayu mengatakan pasokan beras mendekati normal menjelang Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah sehingga masyarakat tak perlu risau. Saat ini stok beras di gudang Bulog mencapai 1,4 juta ton.

Dia mengatakan kebutuhan beras hingga Juni sudah terpenuhi. Pihaknya terus memasok beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) baik di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta Timur yang merupakan pasar grosir tingkat konsumen, hingga Pasar Johar Karawang yang merupakan pasar grosir produsen.

“Pasokan beras di Pasar Johar awalnya 500 ton per hari lalu ditambah 300 ton maka pasokan menjadi 800 ton per hari. Nanti akan masuk lagi dari daerah-daerah lain yang mulai panen sehingga harga akan mulai stabil kembali,” kata Bayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya