Bisnis
Kamis, 4 Januari 2024 - 15:01 WIB

Optimisme BEI di 2024: Jumlah Emiten Capai 1.000 Perusahaan

Newswire  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).(Istimewa/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA–Pasar modal Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang 2023 di tengah ketidakpastian ekonomi global. Di tahun 2024 ini PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis jumlah perusahaan tercatat atau emiten di pasar modal Indonesia bertambah hingga mencapai 1.000 emiten.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy kepada awak media di Jakarta, Rabu (3/1/2024), mengatakan untuk merealisasikan 1.000 emiten diperlukan sebanyak 97 perusahaan untuk mencatatkan saham perdana atau menggelar Initial Public Offering (IPO) pada 2024.

Advertisement

Hal itu mengingat total emiten di BEI saat ini sebanyak 903 emiten. “Seribu emitennya tahun ini. Doain ya, doain ini. Mudah-mudahan, harapannya sih ya,” ujarnya.

Irvan berharap dengan bertambahnya jumlah emiten dapat meningkatkan kapitalisasi pasar (market cap) pasar modal Indonesia yang saat ini senilai Rp11.674 triliun atau baru sebesar 46 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Advertisement

Irvan berharap dengan bertambahnya jumlah emiten dapat meningkatkan kapitalisasi pasar (market cap) pasar modal Indonesia yang saat ini senilai Rp11.674 triliun atau baru sebesar 46 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Lebih lanjut, Irvan menandaskan pihaknya juga berharap bahwa kapitalisasi terus akan naik. “Dengan jumlah emiten yang semakin banyak, fundraise yang bisa kita dapat juga lebih banyak,” ujar Irvan seperti dilansir Antara.

Sebagai informasi, sebanyak 79 perusahaan berhasil mencatatkan saham perdananya di BEI dengan dana dihimpun mencapai Rp54,14 triliun sepanjang tahun 2023 lalu.

Advertisement

Secara terpisah, Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna meminta dukungan dan doa agar jumlah perusahaan tercatat di BEI mencapai 1.000 emiten pada tahun ini. “Mohon dukungan dan doanya,” ujar Nyoman.

Menurutnya, dalam antrean IPO tahun 2024 tidak ada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau subsidiary yang  masuk di pipeline IDX.

Sebelumnya, dalam Peresmian Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2024, Selasa (2/1/2024), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan pasar modal Indonesia masih memiliki potensi besar di tengah pertumbuhan positif pada 2023.

Advertisement

Penduduk Usia Produktif

Dia menjelaskan kapitalisasi pasar modal Indonesia baru mencapai 64 persen dari PDB dan jumlah investor baru sebesar 6,4 persen dari jumlah penduduk usia produktif di Indonesia.

Mahendra menyampaikan pada 2023 nilai kapitalisasi pasar Indonesia mencapai Rp11.674 triliun atau tumbuh 22,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di posisi 7.272,8 atau tumbuh 6,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“IHSG ini merupakan tingkat tertinggi kedua di ASEAN setelah Vietnam,” ujar Mahendra di Jakarta, Selasa. Selain itu, Mahendra juga mengatakan bahwa Index Acuan Obligasi Indonesia (ICBI) tumbuh 8,63 persen ke level 374,61 serta indeks saham syariah ditutup di posisi 212,64, terkoreksi 2,33 persen dibandingkan tahun lalu, namun kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp6,146 triliun atau meningkat 28,41 persen.

Advertisement

Mahendra mengatakan berdasarkan data dari OJK, sebanyak 222 penawaran umum telah dilakukan hingga 29 Desember 2023. Dari jumlah tersebut, 80 adalah emiten baru dan penghimpunan dana securities crowdfunding (SCF) mencapai Rp1,04 triliun dari 494 pelaku UKM dengan dukungan 168.000 pemodal melalui 16 platform penyelenggara SCF.

Sementara itu, terkait partisipasi masyarakat ia mengatakan jumlah investor pasar modal meningkat signifikan menjadi 12,13 juta Single Investor Identification (SID) atau meningkat hampir lima kali lipat dalam empat tahun terakhir.

Ia menambahkan mayoritas dari investor tersebut berusia 40 tahun, yang kepemilikannya hampir mencapai 80 persen. Sedangkan usia 30 tahun memiliki kepemilikan sebesar 55,65 persen dari total SID.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif