SOLOPOS.COM - Ilustrasi kredit perbankan. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo menyebut pangsa kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tercatat sebesar 45% dari total penyaluran kredit di Soloraya hingga Februari 2024.

Kepala OJK Solo, Eko Yunianto, menguraikan kredit UMKM yang telah disalurkan didominasi oleh kredit mikro. “Kalau dilihat berdasarkan jenis usahanya, sampai dengan Februari 2024, kredit UMKM diberikan oleh perbankan di Soloraya Ini ini sudah mencapai 45% dari total kredit yang diberikan,” terang Eko dalam acara media gathering di Harris Hotel Solo, pada Selasa (2/4/2024).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Eko menjelaskan kredit mikro yang telah disalurkan mencapai Rp23,05 triliun, diikuti oleh kredit kecil sebanyak Rp15 triliun, dan kredit menengah sebesar Rp9 triliun. Pihaknya mencatat dalam periode yang sama, aset perbankan di Soloraya mencapai Rp116,79 triliun yang mengalami kenaikan sebesar 4,83%.

Dari sisi pembiayaan atau kredit tercatat sebesar Rp106,68 triliun dangan pertumbuhan sebanyak 4,59%. “Sementara untuk dana pihak ketiga ini sampai dengan Februari 2024 tercatat Rp94,9 triliun. Pertumbuhannya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aset maupun kredit, yaitu sebanyak 5,46%,” kata dia.

Dari sisi loan deposit ratio, tercatat sebesar 112,40%, kemudian di sisi non pierfoming loan (NPL) atau kredit macet masih relatif tinggi sebesar 9,24%.

“Memang ini pergerakannya tidak jauh bereda dengan satu hingga tiga tahun yang lalu, berkisar 8% hingga 9%,” ujarnya.

Selain itu, hingga Februari 2024, penyaluran kredit didominasi oleh kredit modal kerja. OJK Solo mencatat kredit modal kerja mengambil pangsa sebanyak 58% dari total penyaluran kredit di Soloraya. “Kalau dari nominalnya mencapai Rp61,7 triliun, dan baru diikuti kredit konsumsi sebesar Rp23,2 triliun dan kredit investasi sebesar Rp21,75 triliun,” kata dia.

Untuk kredit macet dari sektor kredit investasi tercatat 12,59%, kredit modal kerja mencapai 10,94%, dan kredit konsumsi tercatat 1,59%.

Lebih lanjut Eko menjelaskan untuk perkembangan industri keuangan nonbank. Secara akumulasi, pendapatan premi/kontribusi sektor asuransi di Soloraya pada triwulan II 2023 mengalami penurunan secara tahunan sebesar Rp127,390 juta (-11.83 persen) menjadi Rp949,57 juta.

Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan premi asuransi jiwa sebesar Rp88,45 juta (12,19%), penurunan asuransi jiwa syariah sebesar Rp48,37 juta (-58,98%) dan penurunan asuransi umum syariah sebesar Rp11,58 juta (-79.95%). Namun demikian premi asuransi umum naik sebesar Rp21,01 juta (8,25%) menjadi Rp275,70 juta.

Umtuk akumulasi klaim/manfaat sektor asuransi di Soloraya mencapai Rp915,894 juta atau mengalami penurunan secara tahunan sebesar Rp90,389 juta (8,98%). Penurunan akumulasi klaim/manfaat asuransi tersebut disebabkan oleh penurunan klaim asuransi jiwa sebesar Rp92,473 juta (10,74%) menjadi Rp768,455 juta dan penurunan manfaat asuransi jiwa syariah sebesar Rp2,732 juta (6,27%). Namun demikian, klaim asuransi umum meningkat sebesar Rp3,590 juta (3,60%) menjadi Rp103,322 juta dan manfaat asuransi umum syariah meningkat sebesar Rp1,226 (60,52%) menjadi Rp3,253 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya