SOLOPOS.COM - Ilustrasi investor memantau pergerakan saham di pasar modal. (freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Di tengah momentum window dressing dan harga saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) yang sedang terdiskon, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan Rabu (13/12/2023) ini.

Saham-saham berkapitalisasi pasar besar diperkirakan masih akan menggerakkan IHSG hingga akhir tahun. Analis HP Sekuritas Jono Sjafei menuturkan terdapat potensi window dressing yang terjadi di tahun ini, terutama karena kondisi ekonomi yang seharusnya lebih baik dari tahun lalu.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Tetapi memang masih ada tantangan dari kenaikan harga bahan pokok, harga minyak mentah, juga kenaikan suku bunga yang dapat membatasi daya beli masyarakat dan pelaku bisnis untuk ekspansi,” ujar Jono seperti dilansir Bisnis.

Selain itu, kata dia, terdapat risiko dari pasar keuangan yang sepi karena investor lebih memilih untuk mengamankan asetnya. Dia juga menuturkan, pemilu bisa menjadi salah satu katalis yang mempengaruhi window dressing. Jono mengamati di tahun-tahun sebelum pemilu, IHSG terkoreksi dan investor asing keluar.

“Akan tetapi, setelah pemilu biasanya IHSG kembali optimis dengan kembalinya investor asing,” tutur dia. Adapun untuk sektor yang bisa diperhatikan di kuartal IV/2023 menurut Jono adalah sektor consumer, retail, dan semen.

Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Changkun Shin menuturkan pihaknya melihat aksi window dressing dapat terjadi di akhir tahun ini. Menurutnya, salah satu pendorong dari aksi window dressing ini adalah harga beberapa saham big cap yang secara valuasi sudah terdiskon.

Selain dorongan dari emiten big cap, menurutnya sentimen eksternal seperti inflasi Amerika Serikat yang berada dalam tren penurunan juga dapat menjadi kabar baik bagi IHSG.

“Sikap dovish the Fed berpeluang menurunkan suku bunga atau minimal tidak akan agresif untuk menaikkan suku bunga dalam mengatasi masalah inflasi,” kata Shin, Selasa (12/12/2023).

Shin memandang beberapa saham big caps dapat dicermati investor seperti BBRI dengan target harga Rp6.000, BBNI dengan target harga atau target price (TP) Rp7.300, dan TLKM dengan TP Rp3.960.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (12/12/2023) ditutup menguat menjelang rilis inflasi Amerika Serikat (AS) pada Selasa (12/12/2023) malam waktu Indonesia.

IHSG ditutup menguat 36,52 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.125,31. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,81 poin atau 0,51 persen ke posisi 941,52.

“Bursa Asia didominasi penguatan di tengah optimisme menjelang rilisnya data inflasi AS malam ini, yang menjadi pedoman bagi pelaku pasar untuk menentukan arah kebijakan suku The Fed pada Rabu (13/12/2023),” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan tingkat suku bunga acuan AS tetap pada posisi 5,25 hingga 5,5 persen.

Selain itu, juga memperkirakan inflasi AS menurun tipis ke 3,1 persen year on year (yoy), setelah sebelumnya di 3,1 persen (yoy) , dan inflasi inti akan tetap berada di 4 persen (yoy).

Meskipun diperkirakan mengalami penurunan, inflasi AS masih jauh dari target The Fed yang sebesar 2 persen.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor meningkat yaitu dipimpin sektor keuangan sebesar 1,55 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor barang baku yang naik masing-masing sebesar 1,34 persen dan 0,52 persen.

Sedangkan, enam sektor turun yaitu sektor transportasi & logistik turun paling dalam minus 1,12 persen, diikuti sektor barang konsumen primer dan sektor kesehatan yang masing- masing turun sebesar 1,01 persen dan 0,74 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BBYB, ARTO, AGRO, BBHI dan BANK. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni FIRE, PANI, PAMG, ABBA dan NTBK.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.411.217 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 30,05 miliar lembar saham senilai Rp13,05 triliun. Sebanyak 257 saham naik, 304 saham menurun dan 209 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya