SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampanye politik. (freepik)

Solopos.com, SOLO—Pesta demokrasi seperti Pemilu 2024 berpotensi mendongkrak perekonomian masyarakat, terutama para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang turut kecipratan perputaran uang selama masa kampanye.

Bisnis yang berpotensi cuan seperti bisnis percetakan karena sepanjang masa kampanye Pemilu kebutuhan alat peraga kampanye seperti spanduk, brosur, dan banner. Sejumlah calon anggota legislatif terkadang juga rela mengeluarkan uang untuk membuat aksesori lain seperti mug dan gantungan kunci dalam jumlah besar.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Apalagi jumlah calon anggota legislatif atau caleg di Kota Solo saja jumlahnya ratusan. Berdasar data dari Daftar Caleg Sementara (DCS) diketahui jumlah DCS DPRD Solo 2024 sebanyak 497 orang. Para caleg yang terdiri dari 24 partai itu tentu membutuhkan atribut kampanye untuk menggalang dukungan.

Hal itu dirasakan oleh Pemilik CV Grafika Gunung Emas atau yang kerap dikenal sebagai GAGE Design, Bambang Nugroho, yang mengatakan pemesanan atribut kampanye di tempatnya mulai meningkat. “Alhamdulillah sudah [naik],” kata dia ketika dihubungi Solopos.com, Sabtu (9/12/2023).

Padahal sebelumnya, Bambang mengatakan belum ada kenaikan pemesanan dari para caleg. Kenaikan tersebut terjadi setelah secara resmi masuk masa kampanye pada 28 November 2023 lalu. 

Bambang menyebut atribut kampanye yang banyak dipesan di tempatnya adalah spanduk dan stiker dari calon anggota legislatif. Sedangkan jumlahnya bisa ratusan sampai ribuan dalam sekali pesan.

Potensi cuan pada Pemilu 2024 juga diungkap oleh Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS Solo, Bhimo Rizky Samudro. Dia mengatakan sektor yang paling mungkin berdampak adalah industri tekstil.

“Untuk pemilu 2024 ini bisa positif, atribut-atribut kampanye itu pasti banyak bertaburan, sehingga sektor industri tekstil dan fesyen ini juga akan mengalami peningkatan. Dari sisi permintaan itu pasti akan banyak, seperti bendera, spanduk, dan kaus,” kata dia.

Dia mengatakan perputaran uang pada saat kampanye juga bisa menambah daya dorong pertumbuhan ekonomi. Meskipun perputaran uang akan meningkat dan pertumbuhan ekonomi pasti akan terjadi, Bhimo melihat ada potensi inflasi juga turut meningkat meski tidak besar.

“Kalau uang itu lari ke suatu yang produktif bisa bagus, tapi kalau itu banyak lari untuk konsumsi itu ada risikonya. Iya memang konsumsi bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi di sisi lain ada kemungkinan inflasi karena banyak uang beredar bukan untuk sektor produktif,” kata dia

Dikutip dari Bisnis.com, bisnis yang berpotensi ramai selama kampanye selain bisnis percetakan yakni bisnis konfeksi dan sablon, bisnis event organizer, jasa desain grafis, bisnis membuat aksesori seperti gantungan kunci, jasa konten media sosial, jasa sewa tenda dan sound system, serta bisnis katering.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Abdurrahman mengungkapkan  dana kampanye para caleg bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Secara nasional, dia memperkirakan ada 580 kursi yang diperebutkan untuk level DPR RI. Kemudian, untuk DPRD provinsi setidaknya ada 2.372 kursi yang ditetapkan oleh KPU.  Selanjutnya, untuk DPRD level Kabupaten/Kota total kursi yang diperebutkan mencapai 17.510 kursi. 

Dari jumlah kursi tersebut, dia mengatakan total kursi yang diperebutkan untuk caleg DPR RI pada 2019 mencapai 8.037 orang caleg, kemudian DPRD provinsi serta DPRD Kabupaten/Kota totalnya menembus 258.631 orang di seluruh Indonesia. 

“Kalau kita asumsikan bahwa jumlah caleg tetap, maka kami perkirakan pengeluaran caleg di level pusat Rp1 miliar. kemarin saya lihat TV beberapa caleg ada yang bilang Rp5 miliar dan Rp3 miliar, makanya saya katakan [rata-rata] Rp1 miliar,” jelasnya pada Media Briefing Kemenkeu di Puncak, Jawa Barat, pada Senin (25/9/2023), seperti dilansir bisnis.com.

Dia juga memprediksi pengeluaran caleg DPRD provinsi sekitar Rp200 juta per orang. Dengan demikian, dia mengatakan dampak belanja caleg ke Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) 2023 sekitar 4,72 persen dan 6,57 persen pada 2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya