SOLOPOS.COM - Ilustrasi produk mebel. (Solopos/Nicolous Irawan).

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah berencana membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) industri kayu untuk mendorong peningkatan produksi dan daya saing produk kayu dan mebel Indonesia.

“Jadi kita akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus industri kayu, karena kita ketinggalan jauh dari Vietnam. Vietnam total ekspor sudah mencapai US$15,7 miliar, kita hanya US$2 miliar,” kata Ketua DPP Asosiasi Sedulur Kayu dan Mebel (Sekabel) Setyo Wisnu Broto kepada wartawan seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (29/12/2023).

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Setyo mengatakan pihaknya sudah lama mengajukan surat untuk bertemu Presiden Joko Widodo untuk membicarakan industri kayu dan mebel, hingga akhirnya pihaknya mendapat undangan untuk bertemu Presiden Widodo ada Jumat hari ini.

Menurut Setyo, dalam pertemuan asosiasinya dengan Presiden turut hadir Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

Pada kesempatan itu Asosiasi Sekabel menyampaikan sejumlah keluhan kepada Presiden, salah satunya soal regulasi terkait industri kayu dan mebel yang menurutnya terdampak perang Ukraina-Rusia dan Palestina-Israel.

“Kami menyampaikan, pertama regulasi yang dulu sempat membaik tapi akhir-akhir ini mungkin karena carut-marut di perang Ukraine dan perang Palestine, ini agak rumit,” jelasnya seperti dilansir Antaranews.

Menurutnya, untuk masuk ke pasar Eropa, pengusaha kayu dan mebel nasional harus memenuhi Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang rumit.

“Di sini dikaitkan antara produk masuk European market harus melalui sistem lacak-balak yang rumit, nah ini jadi bahasan tadi, supaya pemerintah bisa menerobos masuk ke sana lebih mudah,” kata Setyo.

Dia berharap dengan adanya KEK industri kayu, semua regulasi dan kemudahan akan terintegrasi di sana, termasuk mengenai hilirisasi industri kayu.

Setyo belum bersedia mengungkapkan daerah mana yang akan atau berpotensi menjadi KEK industri kayu. Namun menurut Setyo, terdapat 30 lokasi yang diajukan menjadi KEK industri kayu. Nantinya lokasi yang dipilih akan dilakukan peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo.

“Beliau [Presiden] berharap selama (dalam) kepemimpinan beliau nanti sudah dilakukan groundbreaking,”jelasnya.

Dia menyampaikan dalam persaingan global permasalahan yang dihadapi pengusaha kayu nasional adalah teknologi. Di Indonesia kayu diolah dengan teknologi yang sangat rendah atau lemah.

Dia mengatakan di KEK nanti, akan dihadirkan teknologi terbaik dunia untuk menghadirkan daya saing dan merebut pasar dari negara lain utamanya Vietnam.

“Hasil akhir ada mebel, ada building material juga. Kami sangat bersyukur Pak Bahlil akan endorse, nanti akan diberikan suratnya yang selama ini sangat rumit. Begitu nanti FS (feasibility study) jadi KEK, sertifikasinya langsung diserahkan,” jelasnya.

Interkoneksi

Di sisi lain, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap interkoneksi sistem informasi produk kehutanan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan memacu kinerja industri kayu olahan dan industri furnitur nasional.

Kemenperin sepakat untuk melakukan pertukaran data antara Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Lestari (SIPHL) milik KLHK dengan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kemenperin dengan fasilitasi Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) lewat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang pertukaran dan pemanfaatan data bahan baku kayu dan produk olahan kayu (interkoneksi sistem informasi produk industri kehutanan).

“Interkoneksi antara SIPHL KLHK dan SIINas Kemenperin ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan, dan juga kepada para pelaku industri kayu baik di sektor hulu maupun sektor hilir,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Jumat.

Adapun manfaat kepada pemerintah antara lain adalah adanya transparansi aliran data bahan baku kayu kepada sektor hilir maupun sebaliknya sebagai bahan data dalam pengambilan kebijakan.

“Manfaat untuk pelaku industri adalah nantinya diharapkan ada dashboard ketersediaan bahan baku kayu dan offtaker industri hilir sehingga proses aliran bahan baku kayu ke industri jadi lebih cepat,” imbuhnya.

Dalam catatan Kemenperin, pada tahun 2022, industri olahan kayu, rotan, bambu sebagai salah satu subsektor industri agro memberikan kontribusi sebesar 4 persen dengan nilai kinerja ekspor mencapai 4,66 miliar dolar AS.

Berdasarkan data SIINas dan asosiasi, terdapat 520 perusahaan industri kayu olahan (KBLI 16) dengan serapan tenaga kerja langsung sebanyak 310.330 orang. Adapun total realisasi investasi industri kayu olahan di Indonesia sebesar Rp3,5 triliun sepanjang tahun 2022. Sementara itu, tercatat kinerja ekspor industri furnitur menembus 2,47 miliar dolar AS pada tahun 2022.

Sedangkan jumlah industri furnitur (KBLI 31) sebanyak 1.114 perusahaan dengan serapan tenaga kerja langsung hingga 143.119 orang dan total investasi sepanjang tahun 2022 sebesar Rp2,9 triliun.

Diketahui, Kemenko Marves memfasilitasi interkoneksi sistem informasi produk kehutanan untuk mendekatkan sistem informasi di hulu dan hilir serta mendukung sinergisitas antar lembaga di era digital.

Fasilitasi tersebut tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang pertukaran dan pemanfaatan data bahan baku kayu dan produk olahan kayu yang ditandatangani oleh Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti, Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto, dan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika di Jakarta, Kamis (14/12/2023).



Poin utama interkoneksi sistem informasi ini adalah menjadikan SIPHL dan SIINas saling bertukar data secara dua arah melalui sistem online. Data penggunaan kayu dan produk olahan kayu tersedia secara real-time melalui dashboard di KLHK dan Kemenperin, yang mendukung pemerintah memonitor produksi dan penggunaan kayu serta produk olahan kayu industri dalam negeri.

Kerja sama ini menjadi langkah konkret sinergi antar lembaga untuk mendukung ketertelusuran bahan baku hingga menjadi produk kayu jadi serta untuk meningkatkan produksi industri kehutanan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya