SOLOPOS.COM - CEO PT Karniel Pacific Indonesia, Sugiarto Wijono. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO — Ada misi besar yang ingin dibawa oleh Sugiarto Wijono, 38, untuk membawa nama Indonesia di mancanegara. CEO PT Karniel Pacific Indonesia ini meyakini sebuah produk harus memiliki nilai yang auntentik.

Di kawasan sentral bisnis, Sydney, negara bagian New South Wales (NSW) Australia, Sugi, sapaan akrabnya, mendirikan restoran Garam Merica. Restoran ini menawarkan kuliner Nusantara di negara asing. Dalam menjalankan restoran ini, Sugi berkolaborasi dengan rekannya yaitu Antonius Auwyang.

Promosi Jelang HUT ke-59, Telkom Gelar Customer Gathering hingga Beri Bantuan ke UMKM

Hal ini diungkapkan dalam podcast bersama Pemimpin Redaksi (Pemred) Solopos Media Group, Rini Yustiningsih, di Griya Solopos, pada Rabu (12/6/2024).

Kuliner yang ditawarkan di Garam Merica meliputi makanan populer dan digemari di Tanah Air, seperti rendang, ayam goreng, nasi goreng, dan lainnya.

Dia pun mengemas makanan ini dengan konsep nasi bungkus yang lekat dengan budaya Indonesia. Nasi bungkus di sana, kerap disebut dengan “nasi bangkas” oleh warga setempat.

“Kami memang dari awal ingin membuka restoran, yang Indonesia bisa bangga, dan warga lokal di sana [Australia] bisa suka, makanan ini hebat dan amazing,” terang pria asal Surabaya, Jawa Timur, itu.

Nasi bungkus di Garam Merica Resto Sydney (Solopos/Rini Y)
Nasi bungkus di Garam Merica Resto Sydney (Solopos/Rini Y)

Dia mengakui, salah satu cara untuk mempromosikan restoran ini dengan memiliki produk yang bagus, serta kemasan yang mudah dibawa. Konsep nasi bungkus ini dinilai sebagai identitas agar restorannya lebih dikenal.

Sugi berkeinginan kuliner Indonesia juga dikenal di pasar mancanegara, seperti kuliner Asia lainnya dari Tiongkok dan Vietnam. Sugi berharap dengan kemasan nasi bungkus ini makin dikenal dunia.

“Persis di Indonesia, pakai karet, kami bikin seauntentik mungkin,” tegasnya.

Lebih lanjut Sugi menyebut alasannya memilih Garam Merica sebagai nama restorannya. Dia menyakini Indonesia memiliki potensi rempah-rempah yang besar.

Tinggal di luar negeri, dan sering bolak-balik ke Australia tidak membuat dirinya tidak melupakan dari mana dia berasal. Bagi orang yang ingin bekerja di luar negeri, Sugi menyebut lebih baiknya seseorang bisa menyerap ilmu dan mengumpulkan modal.

Ketika pulang ke Tanah Air, lanjut Sugi, seseorang bisa menciptakan sesuatu yang baru.

“Senyaman-nyamannya di negeri orang, kita lahir di Indonesia. Saran saya boleh berkarier di negara mana pun, tapi kacang enggak boleh lupa sama kulitnya,” ujarnya.

Dia menilai pemerintah harus lebih getol untuk mempromosikan produk lokal dan mampu menghadirkan “Indonesia” di kancah dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya