SOLOPOS.COM - Ilustrasi menabung. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA–Anda yang kini tengah berada di masa produktif, misalnya di usia 30-35 tahun dan ingin pensiun di usia 55 tahun perlu menyiapkan dana agar bisa mandiri dari sisi keuangan di masa senja nanti. Harapannya, anak-anak Anda tak akan menjadi generasi sandwich yang harus menanggung kehidupan dirinya sendiri, generasi di bawah (anak) dan juga generasi atasnya (orang tua).

Menurut perencana keuangan bersertifikat OneShildt Agustina Fitria, apabila biaya hidup seseorang saat usia 35 tahun sekitar Rp5 juta per bulan, lalu karena inflasi maka biaya hidupnya saat pensiun nanti bisa menjadi Rp10,9 juta per bulan. Lalu berapa dana yang dibutuhkan hingga usia 75 tahun?

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Gaya hidupnya masih sama, misalnya sekarang senang makan di warung A, seterusnya di situ. Untuk hidup dari usia 55 tahun hingga 75 tahun dibutuhkan biaya Rp2,2 miliar,” ujar Agustina dalam Kelas Finansial Jenius: Financial Check-Up untuk Wujudkan Keuangan yang Lebih Sehat di Jakarta, baru-baru ini.

Dia menambahkan untuk mencapai dana Rp2,2 miliar, seseorang bisa memilih antara menabung atau berinvestasi. Jika menabung jadi pilihan, maka uang yang harus disetorkan setidaknya setara inflasi yakni Rp6 juta per bulan.

Dengan demikian, orang itu harus punya income Rp5 juta tambah Rp6 juta yakni Rp11 juta jika yang bersangkutan baru menyiapkan dana pensiun di usia 35 tahun. Akan tetapi bila pilihannya investasi, misalnya dengan return (imbal hasil) sebanyak 6 persen, maka perkiraan uang yang perlu disiapkan sekitar Rp4,8 juta per bulan.

“Jadi, sebenarnya akan lebih ringan jika investasi karena jangka waktunya panjang, 20 tahun. Kalau menabung saja akan berat. Dengan kita tahu bahwa kita harus investasi segini berarti penghasilan kita harus punya penghasilan harus Rp9,8 juta per bulan,” urai dia.

Dia menjelaskan selain melakukan perhitungan manual, saat ini ada aplikasi yang bisa digunakan, misalnya yang memiliki fitur kalkulator dana hari tua.

Tapi bagaimana bila usia harapan hidup ternyata melebihi 75 tahun atau di luar perkiraan? Menurut Fitria, di situlah gunanya aset aktif seperti rumah yang dikontrakkan karena aset tetap ada sehingga bisa terus memberikan pendapatan.

Jaminan Hari Tua

Selain itu, cobalah memanfaatkan jaminan hari tua (JHT) yang difasilitasi kantor tempat bekerja. Seseorang yang sudah bekerja sejak usia 25 tahun contohnya, diperkirakan saldo JHT sudah mencapai Rp40 juta di usia 35 tahun. Apabila dia memilih investasi dengan imbal hasil 6 persen maka setoran berkala bisa menjadi Rp4,5 juta atau lebih rendah dari sebelumnya, saat dia tak memasukkan JHT, yakni Rp4,8 juta.

“Kalau punya aset lain misalnya tanah warisan, bisa jadi sumber hidup pensiun nanti. Bisa dijual, disewakan, atau kalau misal itu sawah bisa menghasilkan panen setiap tiga bulan misalnya,” kata Fitria.

Dalam hidup selalu ada risiko seperti inflasi yang pada saat tinggi akan menyebabkan risiko pada finansial sehingga biaya akan naik. Selain itu, ada juga risiko kesehatan, sakit berat atau ringan yang mengharuskan berobat terus-menerus. Kondisi itu, kata Fitria, akan juga menguras arus kas atau laporan keuangan seseorang sehingga dia membutuhkan persiapan dana.

“Kemudian, punya aset hilang atau rusak misalnya rumah, tapi, rusak. Kalau biaya besar sebaiknya kita alihkan ke asuransi, tapi, kalau bisa ditanggung sendiri, kita siapkan pakai dana darurat,” ujar Fitria.

Dia lalu menyimpulkan demi mencapai tujuan keuangan, maka seseorang harus terus meningkatkan pendapatannya dan sebisa mungkin lebih tinggi dari inflasi. Selanjutnya, lakukan investasi, juga proteksi karena investasi tidak akan berjalan tanpa adanya pendapatan.

“Jangan lupa disiplin. Supaya disiplin kita harus punya alasan kuat mengapa harus melakukan perencanaan keuangan. Misalnya ingin saat pensiun tidak mau merepotkan anak,” kata Fitria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya