Bisnis
Selasa, 24 Oktober 2023 - 15:34 WIB

Kabar Baik, Pemerintah Bebaskan PPN untuk Rumah Harga Kurang dari Rp2 Miliar

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan sektor perumahan (freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk pembelian rumah di bawah Rp2 miliar hingga Juni 2024.

“Presiden meminta program PPN ditanggung pemerintah untuk pembelian rumah atau properti di bawah Rp2 miliar, ini berlaku PPN 100 persen ditanggung pemerintah sampai dengan Juni tahun depan,” kata Airlangga setelah rapat yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Advertisement

Insentif pembebasan PPN itu berlaku hingga Juni 2024. Setelah Juni 2024, pemerintah akan menanggung 50 persen PPN rumah di bawah Rp2 miliar.

Selain itu, kata Airlangga, pemerintah juga akan membantu biaya administratif sebesar Rp4 juta untuk pembelian rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hingga 2024.

Advertisement

Selain itu, kata Airlangga, pemerintah juga akan membantu biaya administratif sebesar Rp4 juta untuk pembelian rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hingga 2024.

Kedua insentif tersebut, ujar dia, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor perumahan yang mengalami kontraksi hingga 0,67 persen. Padahal, sektor perumahan dan juga konstruksi merupakan dua sektor ekonomi yang memberikan efek pengganda bagi subsektor ekonomi lainnya.

Sektor perumahan dan konstruksi memberikan kontribusi ke produk domestik bruto hingga 14 persen-16 persen pada 2023, dan menyediakan lapangan kerja hingga 13,8 juta orang. Kedua sektor itu, kata Airlangga, juga berkontribusi terhadap pajak sebesar 9,3 persen dan pendapatan asli daerah (PAD) senilai 31,9 persen.

Advertisement

“Diharapkan bisa selesaikan backlog. (Targetnya) nanti kita lihat. Ini kan waktunya satu tahun diharapkan bisa selesaikan itu,” kata dia.

Sebelumnya,  hasil riset dari 99 Group pada Oktober 2023, menunjukkan tren harga tahunan rumah yang mengalami kenaikan sebesar 2,5 persen pada September 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Senior VP Listing Business 99 Group Indonesia Faizal Abdullah melaporkan harga rumah di Kota Medan, Sumatra Utara menjadi yang tertinggi dengan jumlah kenaikan sebesar 8,8 persen, disusul dengan Denpasar 5,7 persen, dan Bekasi 5,3 persen.

Advertisement

“Jika dilihat dari segi indeks harga pada bulan ini, Medan mengalami pertumbuhan harga tertinggi di atas inflasi tahunan dibandingkan kota-kota besar lainnya di Indonesia, dengan capaian selisih mencapai 6,7 persen. Tentunya ini menjadi daya tarik potensial untuk menjadikan hunian di Medan sebagai aset investasi menguntungkan dalam jangka panjang,” kata Faizal melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (17/10/2023) seperti dilansir Antara.

Di sisi lain, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Nixon LP Napitupulu menyatakan sektor perumahan merupakan salah satu sektor yang menggunakan produk lokal mencapai 90 persen sehingga berkontribusi besar terhadap penerimaan negara.

“Hampir seluruh bahan baku maupun pembiayaan yang dibutuhkan untuk membangun perumahan merupakan sumber daya domestik, sehingga dengan pengembangannya akan meningkatkan konsumsi domestik sekaligus mengendalikan inflasi di daerah,” katanya di Banda Aceh, Jumat (13/10/2023).

Advertisement

Ia menjelaskan sektor real estate merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, menggunakan banyak produk lokal dan melibatkan banyak pihak sehingga mampu mempercepat menumbuhkan ekonomi nasional.

“Sebanyak 90 persen bahan bangunan yang digunakan dalam konstruksi bersumber dari produk lokal,” katanya.

Menurut Nixon, sektor properti di Indonesia menjadi peluang bisnis yang potensial digeluti oleh generasi milenial mengingat kebutuhan perumahan yang masih sangat tinggi.

Nixon menyebutkan saat ini backlog perumahan di Indonesia mencapai 12,71 juta unit, di mana 47 persen di antaranya didominasi oleh generasi milenial (5,8 juta orang) yang belum memiliki hunian.

“Masih banyaknya rumah tangga di Indonesia yang belum memiliki rumah merupakan indikasi bahwa sektor perumahan masih berpotensi untuk terus tumbuh secara berkelanjutan. Ini juga didukung dengan terus bertambahnya jumlah keluarga baru dan dukungan kemudahan untuk memiliki rumah,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif