SOLOPOS.COM - Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).(Istimewa/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini Jumat (27/10/2023) dipengaruhi sentimen global dan kinerja emiten kuartal III/2023. Analis memberikan sejumlah rekomendasi saham potensial.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pola pergerakan IHSG di akhir pekan terlihat masih dibayangi oleh pola tekanan yang cukup besar dan support level terdekat kembali diuji kekuatannya.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Saat ini, gelombang tekanan terlihat belum akan berakhir sehingga IHSG masih akan cenderung bergerak konsolidatif.

“Pergerakan IHSG hingga saat ini masih ditopang oleh kondisi perekonomian yang masih relatif stabil ditambah dengan musim dividen yang masih berlanjut,” paparnya dalam publikasi riset seperti dilansir Bisnis.

Terjadinya koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi pembelian untuk saham saham yang memiliki fundamental kuat dengan market cap besar.

William memprediksi IHSG akan bergerak di rentang 6.702-6.899 hari ini. Rekomendasi saham GGRM, BBCA, AALI, SMRA, TBIG, BBNI, ASII.

Sementara itu, RHB Sekuritas menilai bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat menembus level 7.400 pada akhir 2023.

Direktur Utama RHB Sekuritas Thomas Nugroho mengatakan salah satu hal yang dapat menopang keberhasilan tersebut adalah langkah pemerintah untuk mempercepat serapan anggaran belanja negara pada tiga bulan terakhir 2023. Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan realisasi belanja negara mencapai Rp1.155,7 triliun hingga penghujung tahun ini.

“Dengan belanja negara itu diperkirakan akan menghidupkan roda ekonomi sehingga beberapa sektor akan kembali bagus dan membawa indikator ekonomi Indonesia. Semoga tahun ini bisa kembali ke 7.400,” jelas dia dalam acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2023, Kamis (26/10/2023).

Namun demikian, David tak memungkiri pergerakan IHSG akan sedikit tertekan seiring dengan melemahnya nilai mata uang rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini pun disebut Thomas sebagai salah satu katalis negatif terbesar bagi IHSG.

Kekhawatiran investor terhadap pasar modal Indonesia juga diperparah oleh keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) ke level 6%.

“Hal ini tentu akan memicu pelemahan lebih lanjut ke pasar Trigger utamanya adalah pasar melihat sentimen BI Reverse Repo Rate yang naik ke 6%. Jadi kondisi makro ekonomi memang lagi tidak bagus,” lanjut Thomas.

Sebelumnya, IHSG  Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (26/10/2023) ditutup melemah tertekan oleh lonjakan imbal hasil (yield) Surat Utang Pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasuries.

IHSG ditutup melemah 119,87 poin atau 1,75 persen ke posisi 6.714,52. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 22,63 poin atau 2,48 persen ke posisi 889,31.

“Indeks saham di Asia sore ini ditutup turun tajam, tertekan oleh lonjakan imbal hasil (yield) Surat Utang Pemerintah AS (US Treasuries), dan kekhawatiran atas eskalasi krisis di Timur-Tengah,” sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Kamis (26/10/2023) seperti dilansir Antara.

Dari sisi makroekonomi, investor mengantisipasi rilis data Produk Domestik Bruto kuartal III-2023 Amerika Serikat (AS) nanti malam, dengan ekspektasi ekonomi AS mengalami ekspansi dengan laju tercepat hampir dua tahun, yang dimotori oleh konsumen yang merasakan manfaat dari pertumbuhan pasar tenaga kerja AS yang tetap solid dan meredanya tekanan inflasi.

Ekonomi AS diprediksi tumbuh 4.3 persen quartal to quartal (qoq) pada kuartal III-2023 atau dua kali lipat dari laju pertumbuhan 2,1 persen (qoq) pada kuartal III-2022, yang akan menjadi laju pertumbuhan tercepat sejak kuartal IV-2021 ketika ekonomi AS berhasil membebaskan diri dari dampak Pandemi Covid-19.

Selain itu, investor juga mengantisipasi pengumuman hasil pertemuan kebijakan bank sentral Eropa (ECB) nanti malam, yang di prediksi akan mempertahankan suku bunga acuan untuk pertama kali dalam lebih dari setahun karena perang antara Israel dan Hamas telah menyebarkan rasa pesimis mengenai prospek ekonomi Eropa.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor meningkat yaitu sektor infrastruktur sebesar 0,18 persen.

Sedangkan sepuluh sektor turun yaitu sektor transportasi & logistik turun paling dalam yaitu minus 1,89 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor keuangan yang masing-masing minus 1,63 persen dan minus 1,58 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu PCAR, FIRE, BOBA, SATU, dan CUAN. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni PMMP, SDPC, STRK, MUTU dan ADMR.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.288.415 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,55 miliar lembar saham senilai Rp10,02 triliun. Sebanyak 153 saham naik, 397 saham menurun, dan 200 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya